Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Rusuh, Pendukung Bolsonaro Serang Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan

Kompas.com - 09/01/2023, 06:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BRASILIA, KOMPAS.com – Massa pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Ibu Kota Brasil, Brasilia, pada Minggu (8/1/2023).

Penyerbuan tersebut selang sepekan setelah Luiz Inacio Lula da Silva, saingan Bolsonaro dalam pemilihan presiden (pilpres), dilantik menjadi Presiden Brasil.

Ribuan massa pendukung Bolsonaro menolak kekalahan junjungan mereka, sebagaimana dilanisr Associated Press.

Baca juga: Brasil Sambut Pemimpin Baru, Lula Bersumpah Lakukan Perubahan Drastis

Bolsonaro sendiri telah meninggalkan Brasil dan bertolak ke AS pada akhir Desember setelah menolak untuk mengakui kekalahannya dalam pilpres.

Massa menerobos barikade keamanan, naik ke atap, memecahkan jendela, dan menyerbu ketiga bangunan simbol demokrasi tersebut yang letaknya berdekatan.

Diyakini bahwa Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan dalam keadaan kosong saat penyerbuan terjadi.

Beberapa dari mereka menyerukan intervensi militer untuk mengembalikan Bolsonaro yang berhaluan kanan ke tampuk kekuasaan, atau menggulingkan Lula dari kursi kepresidenan.

Baca juga: Brasil Sambut Presiden Baru Sekaligus Lepas Raja Sepak Bolanya

Saat penyerbuan terjadi, Lula berada di Negara Bagian Sao Paulo. Dia menyampaikan, parafanatik fasis telah tercipta akibat Bolsonaro.

Lula juga membacakan dekrit yang baru ditandatangani agar Pemerintah Federal mengambil kendali keamanan di distrik federal.

“Tidak ada preseden atas apa yang mereka lakukan dan orang-orang ini perlu dihukum,” kata Lula.

Saluran TV Globo News menyiarkan massa pendukung Bolsonaro mengenakan pakaian warna hijau dan kuning, simbol bendera negara, yang juga melambangkan gerakan konservatif negara.

Baca juga: Legenda Sepak Bola Pele Meninggal, Brasil 3 Hari Berkabung Nasional

Beberapa ruangan di Mahkamah Agung dirusak oleh para perusuh. Mereka juga merusuh di dalam gedung Kongres dan menggeledah kantor di Istana Kepresidenan. Jendela pecah di semua bangunan.

Polisi menembakkan gas air mata untuk mencoba mendapatkan kembali kontrol atas gedung-gedung tersebut.

Sekitar pukul 18.30 waktu setempat, kurang dari empat jam setelah penyerbuan, pasukan keamanan menggiring beberapa orang dengan tangan di belakang punggung.

Dengan berbagai kerusakan yang ada akibat penyerbuan tersebut, banyak orang di Brasil mempertanyakan mitigasi dari kepolisian.

Baca juga: Ancaman Bom Jelang Pelantikan Presiden Brasil yang Baru, Peledak Ditemukan Dekat Lokasi Penobatan

Mereka mempertanyakan, apakah kepolisian mengabaikan banyak peringatan, apakah mereka tidak siap, atau malah terlibat.

Dalam konferensi pers, Lula mengkritik ketidakmampuan atau itikad buruk di sejumlah petugas di kepolisian.

Lula menuturkan, ada beberapa polisi yang senang ketika pendukung Bolsonaro melakukan kerusuhan di ibu kota beberapa pekan lalu.

Dia berjanji para petugas itu akan dihukum dan dikeluarkan dari korps.

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Akhirnya Beri Pernyataan Pasca-kalah Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com