Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Mengapa Pemakaman Paus Benediktus Unik Dalam Sejarah Katolik

Kompas.com - 05/01/2023, 22:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

ROMA, KOMPAS.com - Ini akan menjadi upacara yang berbeda dalam sejarah panjang Gereja Katolik: untuk pertama kalinya, seorang paus akan memimpin upacara pemakaman paus lainnya.

Upacara itu diselenggarakan pada Kamis (5/1/2023) di Basilika Santo Petrus di Roma, salah satu tempat paling suci dan tempat ziarah penting bagi umat Katolik.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik saat ini, akan memimpin ritus pemakaman untuk Paus Emeritus Benediktus XVI, yang meninggal dunia pada Malam Tahun Baru di usia 95 tahun.

Baca juga: Pemakaman Paus Benediktus Dihadiri Ribuan Pendeta

Lahir di Jerman dengan nama Joseph Ratzinger, ia dipilih menjadi paus pada Mei 2005 setelah kematian Yohanes Paulus II. Namun, pada Februari 2013 Benediktus XVI mengundurkan diri dari jabatan tertinggi Vatikan - langkah tidak biasa yang belum pernah terjadi di Gereja sejak abad ke-15.

Tidak ada paus yang pernah mengundurkan diri sejak Gregorius XII pada 1415, dan Benediktus menjadi orang pertama yang melakukannya dengan sukarela sejak Selestinus V pada 1294.

Dan keputusan Ratzinger - karena kesehatan yang buruk dan diperparah oleh beban jabatan paus - juga menjadi alasan mengapa persemayaman dan pemakamannya berbeda dari yang lain.

"Ini akan menjadi pemakaman yang khusyuk namun sederhana, seperti yang diminta Benediktus XVI dalam wasiatnya," kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni.

Inilah tiga alasan mengapa pemakaman sang Paus Emeritus adalah pemakaman yang unik.

Baca juga: Paus Fransiskus Akan Pimpin Pemakaman Eks Paus Benediktus XVI

1. Dipimpin oleh seorang paus

Ribuan orang telah memberi penghormatan kepada Paus Emeritus Benediktus XVI pada pembaringannya di Vatikan.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ribuan orang telah memberi penghormatan kepada Paus Emeritus Benediktus XVI pada pembaringannya di Vatikan.

Pemakaman seorang paus biasanya dipimpin oleh sosok yang disebut Camerlengo (bahasa Italia untuk "pelayan"), kantor rumah tangga paus. Camerlengo bertanggung jawab untuk memimpin Gereja Katolik saat tidak ada paus yang menjabat.

Tapi kali ini, setelah Benediktus XVI mengundurkan diri hampir 10 tahun sebelum ia wafat, ada yang mengisi jabatan itu: penerusnya, Fransiskus I.

Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, Fransiskus akan memimpin pemakaman sesama paus.

Dalam sejarah Vatikan, hanya satu paus yang pernah dengan sukarela melepas takhta Santo Petrus dengan cara yang sama dengan Benediktus XVI.

Itu terjadi pada abad ke-13, ketika Pietro Angeleri di Murrone, seorang pastor yang hidup sebagai petapa, secara tak terduga dipilih menjadi paus - karena ia bukan seorang kardinal.

Baca juga: Mengenang Paus (Emeritus) Benediktus XVI

Ia pun menjadi Selestinus V. Namun, tak lama kemudian ia menyadari bahwa pekerjaan itu terlalu berat untuknya dan, setelah hanya enam bulan menjabat, memutuskan untuk mengundurkan diri dan kembali ke hidupnya dalam pengasingan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com