Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamboja Siapkan Sungai Mekong untuk Konservasi Lumba-lumba Irrawaddy

Kompas.com - 02/01/2023, 20:41 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Senin (2/1/2023) memerintahkan pembentukan zona konservasi di Sungai Mekong untuk melindungi lumba-lumba yang terancam punah.

Perintah itu dia munculkan setelah tiga lumba-lumba didapati terbunuh oleh jaring dan tali pancing pada Desember lalu.

Lumba-lumba Irrawaddy yang dikenal memiliki dahi menonjol dan paruh pendek pernah berenang melewati sebagian besar Mekong.

Baca juga: Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia Tertangkap di Sungai Mekong, Beratnya 300 Kg

Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir, pergerakan lumba-lumba telah dibatasi hingga bentangan 190 km dari timur laut provinsi Kratie ke perbatasan dengan Laos.

Populasi lumba-lumba Irrawaddy terus menurun sejak sensus pertama dilakukan pada 1997.

Jumlahnya berkurang dari 200 pada tahun tersebut menjadi sekitar 90 pada saat ini karena hilangnya habitat dan praktik penangkapan ikan yang merusak.

Berbicara pada sebuah upacara di Kratie, Hun Sen memerintahkan pihak berwenang untuk memasang penanda terapung di sekitar zona perlindungan yang ditunjuk.

Di situ akan diberlakukan larangan mutlak pada semua penangkapan ikan.

“Sungai Mekong yang merupakan rumah bagi lumba-lumba dan spesies ikan yang hampir punah harus dikelola dengan baik agar lumba-lumba tidak mati karena terjerat jaring insang,” kata dia, dikutip dari AFP.

Baca juga: Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia Terjaring di Kamboja, Ini Wujudnya

Jaring insang adalah jaring yang digantung di bagian sungai untuk menjerat ikan.

“Kawasan lumba-lumba harus dilindungi sepenuhnya,” kata Hun Sen.

Dia menyebut, keberadaan hewan tersebut juga berkontribusi pada pariwisata lokal.

Kabar tiga lumba-lumba usia berkembang biak mati dalam waktu satu minggu pada bulan lalu telah membuat resah publik Kamboja.

Konservasionis pun telah menyerukan patroli siang dan malam untuk melindungi lumba-lumba yang tersisa agar tidak dibunuh oleh penangkapan ikan ilegal.

World Wildlife Fund (WWF) mencatat 11 lumba-lumba mati pada 2022, menjadikan jumlah total lumba-lumba yang mati menjadi 29 dalam tiga tahun terakhir.

Dalam sebuah pernyataan, WWF meminta semua otoritas terkait untuk memberlakukan dan meluncurkan langkah-langkah yang tepat untuk segera mengatasi kematian yang disebabkan oleh ancaman jaring insang dan penangkapan ikan dengan listrik yang terjadi di kawasan konservasi lumba-lumba.

Kamboja adalah rumah bagi populasi lumba-lumba Irrawaddy terbesar, yang juga ditemukan di sungai dan danau di Myanmar, Indonesia, India, dan Thailand.

Baca juga: Ikan Lele Raksasa Ditangkap di Sungai Mekong, Beratnya Mencapai Nyaris 200 Kilogram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com