Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga China Bersiap Keluar dari Negaranya, Ramai-ramai Pesan Tiket Mancanegara Usai Pembukaan Perbatasan Diumumkan

Kompas.com - 28/12/2022, 12:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Penjualan grup dan paket perjalanan ke luar negeri dilarang, menurut perusahaan solusi pemasaran Dragon Trail International.

Dikutip di media China, data dari situs perjalanan Trip.com menunjukkan pencarian untuk tujuan populer meningkat sepuluh kali lipat dari tahun ke tahun hanya dalam waktu setengah jam setelah pemberitahuan Senin (26/12/2022) bahwa perbatasan China akan dibuka kembali.

Tujuan yang paling populer adalah Makau, Hong Kong, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

Baca juga: Jepang Wajibkan Tes Covid-19 bagi Pelancong dari China

Agen perjalanan China Qunar juga melihat permintaan penerbangan di situs webnya meningkat tujuh kali lipat dalam 15 menit pertama setelah pengumuman tersebut, lapor China Daily.

Sebelum pandemi, jumlah turis keluar dari China mencapai 155 juta pada 2019, menurut Statista. Jumlah ini turun menjadi 20 juta pada 2020.

Pembukaan saat infeksi memuncak

Tahun ini, beberapa orang di China berharap untuk mengunjungi keluarga dan orang-orang terkasih selama Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 22 Januari.

Tapi di dalam China, ada reaksi beragam.

"Saya senang tentang itu tetapi juga tidak bisa berkata-kata. Jika kita tetap melakukan {pembukaan kembali) ini - mengapa saya harus menderita semua tes Covid harian dan penguncian tahun ini?" kata Rachel Liu, yang tinggal di Shanghai.

Dia mengaku telah menjalani tiga bulan penguncian pada April - tetapi hampir semua orang di keluarganya telah terinfeksi dalam beberapa minggu terakhir.

Dia mengatakan orang tua, kakek nenek, dan pasangannya yang tinggal di tiga kota berbeda di Xi'an, Shanghai, dan Hangzhou, semuanya terserang demam minggu lalu.

Baca juga: Mungkinkah Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di China Picu Mutasi Baru?

Banyak juga yang menyatakan keprihatinan secara online tentang pembukaan kembali perbatasan saat kasus Covid memuncak.

"Mengapa kita tidak bisa menunggu sampai gelombang ini berlalu untuk membuka diri? Para pekerja medis sudah kelelahan, dan orang tua tidak akan selamat dari dua infeksi dalam satu bulan," tulis salah satu komentar paling disukai di Weibo dilansir dari BBC.

Orang-orang di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai, yang mengalami suhu dingin di musim dingin, mengatakan mereka kehabisan obat flu dan demam.

Dikhawatirkan ratusan kematian mungkin tidak dilaporkan karena krematorium kewalahan.

Di ibu kota, Beijing, pihak berwenang mengatakan mereka berencana mendistribusikan obat tablet dari Pfizer, Paxlovid, untuk mencoba mengurangi keparahan infeksi.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com