Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Maroko Mewakili Mimpi Afrika dan Arab

Kompas.com - 13/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA pada 2010, Qatar diputuskan sebagai negara penyelenggara Piala Dunia 2024, saat itulah sejarah baru ditulis.

Tidak hanya sejarah baru bagi Piala Dunia karena pertama kali digelar di negara Timur Tengah, tetapi juga bagi Timur Tengah sendiri, khususnya Qatar, yang tidak memiliki tradisi kuat dalam sepak bola, yang belum pernah lolos ke Piala Dunia.

Qatar menjadi negara Islam pertama, negara Arab pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Sejarah baru tidak berhenti sampai di sini. Tetapi ternyata, "beranak-pinak", melahirkan sejarah yang lebih baru lagi.

Di Qatar, juara dua kali Piala Dunia (1978 dan 1986) Argentina dikalahkan Arab Saudi; Jerman juara empat Piala Dunia (1954, 1974, 1990, dan 2014) lebih tragis dikalahkan Jepang dan Korsel.

Yang lebih spektakuler adalah keberhasilan Maroko. Di fase grup, Maroko menyisihkan Belgia di babak fase grup: 2-0. Lalu, Maroko menekuk salah raksasa bola Eropa, Spanyol, lewat adu pinalti, 3-0.

Dengan kemenangan itu, Maroko menjadi negara Afrika pertama, setelah Ghana (2010), tembus perempat final.

Dan, yang tak kalah dahsyat lagi, Maroko menghancurkan impian tim bertabur bintang, Portugal, dengan skor 1-0.

Dengan itu, Maroko-- al-magrib, tempat matahari terbit--mencetak sejarah gemilang: negara Afrika pertama tembus semifinal, negara Arab pertama masuk semifinal.

Maroko - al-Andalus

Kemenangan Maroko terutama atas Spanyol, negara tetangga beda benua yang dipisahkan Selat Gibraltal dan yang titik paling dekat berjarak delapan kilometer, memiliki nilai historis dan politis tinggi.

Keberhasilan Maroko menundukkan Spanyol lalu Portugal seperti telah mengajak orang untuk kembali membuka-buka lembaran sejarah lama, ketika wilayah Spanyol dan Portugal bernama Andalusia, al-Andalus.

Hal itu terjadi setelah penguasa Dinasti Almoravid atau al-Murabitun (1062-1150)--etnik Berber; Maroko sekarang ini beretnik Arab dan Berber--kerajaan Islam yang berkuasa atas kawasan Afrika Utara menaklukan Maroko dan menjadikan Marrakesh (1062) sebagai ibu kotanya.

Dari Maroko mereka melompati Selat Gibraltal dan menundukkan wilayah yang sekarang ini Spanyol dan Portugal.

Pada pertengahan abad ke-12, Dinasti Almoravid digantikan Dinasti Almohad atau al-Muwahhidun (1150-1269), dinasti Berber baru dari Afrika Utara.

Dinasti Almohad menjadikan Seville sebagai ibu kota mereka di al-Andalus. Tetapi, tetap mempertahankan Marrakesh sebagai pusat kekuasaan mereka di Afrika Utara.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com