Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat "Senjata Energi" Putin, Diprediksi Banyak Orang Eropa Meninggal Musim Dingin Ini

Kompas.com - 27/11/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pada musim dingin kali ini, diprediksi akan ada banyak orang yang meninggal di Eropa dibandingkan mereka yang tewas di medan perang Ukraina.

Prediksi tersebut disampaikan surat kabar The Economist dalam permodelannya menghitung pengaruh dari “senjata energi” yang digunakan Presiden Rusia Vladimir Putin.

The Economist memodelkan pengaruh melonjaknya harga listrik terhadap kematian selama musim dingin.

Baca juga: AS Dukung Peluncuran Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) di Indonesia

Surat kabar tersebut menyimpulkan bahwa biaya energi saat ini kemungkinan besar akan menyebabkan 147.000 kematian tambahan jika skenarionya musim dingin berjalan biasa.

Bila musim dingin berlangsung sangat keras, kematian tambahan bisa naik menjadi 185.000 jiwa. Sedangkan jika musim dingin ringan, kematian tambahannya 79.000 jiwa.

Di sisi lain, diperkirakan kematian di medan perang Ukraina saat ini sekitar 60.000 jiwa, masing-masing hingga 30.000 jiwa untuk Rusia dan Ukraina.

Model statistik The Economist mencakup semua negara Uni Eropa ditambah Inggris, Norwegia, dan Swiss, sebagaimana dilansir The Telegraph.

Baca juga: Serangan Rusia Rusak Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina, 10 Juta Orang Tanpa Listrik

Sebelum perang, Rusia memasok antara 40 hingga 50 persen gas alam yang diimpor oleh Uni Eropa. Setelah perang, harga gas melambung.

Apalagi, Rusia baru-baru ini menangguhkan pengiriman gasnya melalui pipa Nord Stream, yang membuat harga gas dan listrik di sektor rumah tangga semakin melonjak.

Suhu musim dingin ini diperkirakan tidak terlalu ekstrem bila dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir, dan juga diperkirakan akan menjadi musim flu biasa.

Dalam permodelan tersebut, Italia diprediksi akan menderita korban terbanyak. Italia, dengan populasi yang menua dan harga listrik yang sangat tinggi, akan mengalami kematian paling banyak.

Baca juga: KTT G20: Indonesia Dapat Pendanaan Rp 310 Triliun Kembangkan Energi Bersih

Selain itu, diperkirakan bahwa Estonia dan Finlandia akan mengalami tingkat kematian tambahan yang besar pada musim dingin ini.

Sementara itu, kondisi Inggris dan Perancis diprediksi lebih baik setelah memperkenalkan pembatasan batasan harga energi.

Sementara itu, Ukraina akan menderita dampak terparah menurut permodelan The Economist.

Pasalnya, karena Rusia kini menyerang infrastruktur, Ukraina akan menderita lebih banyak kematian warga sipil daripada negara mana pun dalam model tersebut.

Baca juga: 8 BUMN Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama Energi Terbarukan dengan Finlandia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com