Penulis: Anne-Sophie Brandlin/DW Indonesia
KOMPAS.com - Musim berburu barang murah di Eropa dan Amerika telah dimulai! Setiap tahun menjelang akhir November, para pengecer membombardir calon konsumen dengan beragam promosi diskon nan spektakuler. Mereka berharap bisa menghabiskan sisa stok barang di gudang sebelum Natal.
Di Amerika Serikat, negara asal tradisi cuci gudang yang disebut Black Friday ini, eksploitasi atas kegilaan massa berbelanja, bisa menghasilkan miliaran dollar AS keuntungan dalam satu hari, dengan pendapatan yang meningkat setiap tahunnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren ini juga menjangkiti banyak negara lain. Konsumen seolah dimanjakan dengan produk yang didiskon besar-besaran. Namun lingkungan harus ikut membayar mahal demi kesenangan ini.
Baca juga: Beberapa Negara Asia Berburu Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Bagaimana Indonesia?
"Black Friday adalah tren yang sangat mengkhawatirkan," kata Phil Purnell, profesor ilmu material dan struktur di School of Civil Engineering di Universitas Leeds di Inggris.
"Konsumsi semua bahan itu memiliki dampak lingkungan yang sangat besar, tidak hanya dalam hal polusi yang dihasilkan selama penambangan dan pengurasan sumber daya alam untuk membuat barang-barang yang Anda beli, tetapi juga dalam hal karbon yang dihasilkan dari transportasi," ujar Profesor Purnell.
Peningkatan jumlah belanja saat Black Friday juga terjadi secara online, ditambah lagi dengan adanya hari khusus seperti Cyber Monday yang dirancang untuk memperpanjang histeria konsumerisme massa ini. Karena membeli secara online perlu adanya pengiriman paket, jejak karbonnya pun jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan berbelanja di toko lokal.
Sektor transportasi global saat ini menyumbang hingga 4 persen dari emisi dunia. Parlemen Eropa memperkirakan bahwa emisi hanya dari industri maritim global dapat meningkat hingga 17 persen pada tahun 2050.
Fasilitas gratis ongkos kirim dan gratis pengembalian yang biasa diberlakukan saat Black Friday dan Natal, juga ikut memperparah besaran jejak karbon.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa 400.000 ton CO2 dapat dilepaskan ke atmosfer sebagai akibat transportasi untuk Black Friday di Inggris pada tahun ini saja," kata Purnell.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.