ANKARA, KOMPAS.com - Turkiye mengatakan sedang merencanakan operasi darat terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), setelah empat hari serangan di Suriah dan Irak.
Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa serangan udara beberapa hari terakhir hanyalah "permulaan."
Menteri Pertahanannya pun mengeklaim bahwa operasi itu dilakukan untuk "menetralkan" 254 teroris.
Baca juga: Rusia Minta Turkiye Tak Gunakan Kekuatan Berlebihan Serang Suriah
Presiden Erdogan mengatakan, tekad Turkiye untuk mengamankan perbatasannya dengan Suriah dan membangun "koridor keamanan" "lebih kuat dari sebelumnya".
"Kami melanjutkan operasi udara dan akan menyerang teroris dari darat pada waktu yang paling nyaman bagi kami," dia memperingatkan dalam pidatonya kepada anggota Partai AK di parlemen pada Kamis (24/11/2022), sebagaimana dilansir BBC.
Komandan SDF Mazloum Abdi mengatakan kepada Al-Monitor bahwa dia yakin kampung halamannya di Kobane akan menjadi "target sebenarnya" dari setiap serangan darat.
Dia pun menuduh serangan Istanbul "dilakukan oleh kelompok oposisi Suriah yang beroperasi di bawah kendali Turkiye".
Abdi juga mengatakan, Rusia dan AS tidak berbuat cukup untuk menghalangi Turkiye.
Rusia, sekutu Pemerintah Suriah, telah memperingatkan Turkiye bahwa serangan darat skala penuh dapat memicu peningkatan kekerasan.
Turkiye menyalahkan kelompok Kurdi atas serangan bom mematikan baru-baru ini di Istanbul.
YPG membantah terlibat dan mengatakan serangan di timur laut Suriah telah menewaskan 30 warga sipil dan 11 pasukan.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyebut serangan Turkiye "secara langsung telah mengancam keselamatan personel AS" yang bekerja di Suriah untuk mengalahkan kelompok ISIS.
Sementara aliansi milisi yang didukung AS yang didominasi oleh YPG, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), menuduh Turkiye menggunakan ledakan bom di Istanbul sebagai dalih untuk melancarkan serangan lintas batas yang telah lama direncanakan.
Baca juga: Erdogan Ancam Lakukan Serangan Darat ke Suriah, Ini Sebabnya
Sejak 2016, Militer Turkiye telah meluncurkan tiga operasi besar-besaran bersama sekutu kelompok pemberontak Suriah di Suriah utara. Mereka saat ini mengendalikan wilayah yang membentang lebih dari 325 km (200 mil) dari perbatasan.
Operasi terbaru, pada 2019, Turkiye merebut wilayah antara kota Tal Abyad dan Ras al-Ain sebelum Rusia menengahi gencatan senjata.