Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Muka-muka Lama” Bersaing di Pemilu Malaysia, Siapa yang Akan Kembali Berkuasa?

Kompas.com - 19/11/2022, 20:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pertarungan utama dalam pemilu Malaysia kali ini akan kembali terjadi antara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang memimpin aliansi Barisan Nasional, melawan Pakatan Harapan yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.

Blok Anwar Ibrahim pernah mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO, yang telah lama berkuasa, dalam pada pemilu 2018.

Kemenangan aliansinya memanfaatkan kemarahan publik atas skandal korupsi 1MDB Malaysia, yang membuat Najib Razak, perdana menteri sebelumnya, dijebloskan ke bui.

Baca juga: Berbeda dengan Indonesia, Begini Cara Kerja dan Sistem Pemilu di Malaysia

Momen itu menyebabkan perubahan politik besar pertama sejak kemerdekaan “Negeri Jiran” dari Inggris pada 1957.

Tapi UMNO kembali berkuasa pada 2020 dan mengatur percepatan pemilu tahun ini. Para kritikus melihat langkah tersebut dibuat untuk memegang kendali pemerintahan secara penuh.

Muka-muka lama

Pemilu kali ini bisa menjadi kesempatan terakhir bagi Anwar Ibrahim untuk mencapai cita-citanya selama dua dekade, yakni menjadi perdana menteri Malaysia.

Karier politik pria yang kini berusia 75 tahun ini penuh dengan gejolak, terutama setelah dua kali terbelit kasus hukum atas tuduhan sodomi, yang sempat membuatnya mendekam di penjara.

Para kritikus menilai kasus itu bermotivasi politik, tapi dia kembali berpolitik setelah mendapat pengampunan.

Pada 2018, aliansi yang dia bentuk dengan lawan politiknya, Mahathir Mohamad, berhasil memenangkan pemilu.

Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar IbrahimKOMPAS.com/ERICSSEN Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim

Baca juga: Rakyat “Negeri Jiran” Salurkan Hak Pilih Hari Ini dalam Pemilu Malaysia yang Dipercepat

Dia kemudian direncanakan menggantikan Mahathir Mohamad, tetapi pembelotan menyebabkan keruntuhan pemerintahan mereka pada awal 2020.

UMNO selanjutnya kembali ke kursi kekuasaan di bawah koalisi baru, yang juga penuh pertengkaran.

Kini UMNO bersiap untuk bangkit kembali dan mengukuhkan dominasinya dengan janji menciptakan stabilitas politik di Malaysia, setelah gejolak politik menyebabkan tiga kali penggantian perdana menteri dalam empat tahun terakhir.

Tapi citra UMNO dibayangi oleh persidangan korupsi yang sedang berlangsung yang melibatkan tokoh UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Di lain pihak, Mahathir Mohammad yang kini berusia 97 tahun, sekarang memimpin partai barunya Partai Pejuang Tanah Air.

Mantan Perdana Malaysia yang pertama itu berharap merebut kursi cukup banyak, untuk bisa berperan dalam menentukan kekuasaan.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Malaysia Airlines Ditembak Rudal Rusia | Rusia Puji Deklarasi KTT G20

Mahathir adalah pendiri UMNO Baru dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), namun akhirnya memisahkan diri dan membentuk partai baru yang juga dikenal dengan nama pendek "Pejuang."

Dalam pemilu kali ini, para pengamat memperkirakan, peluang Mahathir tidak besar. Meski demikian, perannya mungkin cukup penting jika terjadi persaingan ketat di antara kubu-kubu besar.

Inflasi, nasionalisme dan "akar Melayu” jadi isu aktual

Soal inflasi dan perkembangan ekonomi menjadi isu utama Pemilu Malaysia, yang saat ini tengah bergulat dengan peningkatan biaya hidup dan kemiskinan serta melemahnya nilai mata uang.

Ringgit Malaysia telah anjlok ke level terendah terhadap dolar AS selama 24 tahun terakhir, sementara ekonomi diperkirakan akan terus melambat tahun depan.

Tidak seperti para pesaingnya, aliansi Anwar Ibrahim berkampanye dengan platform multi-ras yang menjanjikan bantuan berbasis kebutuhan, bukan berbasis ras.

Baca juga: Sudah 97 Tahun, Apa Motivasi Mahathir Mohamad Maju Lagi dalam Pemilu Malaysia?

Aliansi Harapan pimpinan Anwar juga melibatkan partai yang didominasi etnis China, yang telah lama menjadi sasaran serangan UMNO.

Ini menjadi perhatian khusus bagi orang Melayu di pedesaan, yang menikmati hak istimewa dalam pekerjaan, kontrak, pendidikan, dan perumahan di bawah kebijakan "tindakan afirmatif” yang telah berusia puluhan tahun.

Sementara itu menurut analis, para pemilih Melayu yang tidak puas dengan para pemimpin UMNO yang tercemar korupsi juga malah mungkin mendukung blok lain, yakni Melayu Aliansi Nasional.

Pemilih muda bisa memainkan peran kunci

Pemilu Malaysia 2022 melibatkan sekitar 6 juta pemilih baru. Lebih dari 1,2 juta diantaranya adalah pemilih berusia 18 hingga 21 tahun yang baru mendapat hak untuk memberikan suara setelah undang-undang menurunkan usia pemilih.

Beberapa politisi telah menggunakan TikTok dan merekrut influencer media sosial untuk menyasar basis pemilih muda ini.

Pemungutan suara bersifat opsional bagi 21,1 juta warga Malaysia yang berhak memilih, jumlah itu meningkat 40 persen dibandingkan pada 2018.

Baca juga: Sudah 97 Tahun, Apa Motivasi Mahathir Mohamad Maju Lagi dalam Pemilu Malaysia?

Lebih dari 9.000 pusat pemungutan suara, terutama sekolah dan pusat komunitas, akan dibuka selama 10 jam. Penghitungan suara akan dimulai setelah TPS ditutup, dengan hasil diharapkan pada malam yang sama.
Minimal 112 dari 222 kursi parlemen diperlukan untuk mencapai mayoritas.

Tiga dari 13 negara bagian Malaysia secara bersamaan akan mengadakan pemilihan lokal, meskipun beberapa negara bagian menunda pemilihan lokal hingga 2023, untuk menghindari musim hujan akhir tahun.

Musim hujan, yang sering kali membawa bencana banjir, telah menimbulkan kekhawatiran atas jumlah pemilih. Sekitar 3.000 orang telah mengungsi, dan badai diperkirakan terjadi di beberapa bagian negara itu pada hari pemilihan.

Pemerintah Malaysia mengumumkan libur dua hari mulai Jumat (18/11/2022), sebuah langkah diharapkan akan memfasilitasi pemungutan suara serta meredakan kemarahan terhadap UMNO karena telah memaksakan pemilu dini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com