Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu Malaysia, Ribuan Orang Dievakuasi Akibat Banjir Bandang

Kompas.com - 14/11/2022, 22:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemilihan umum (Pemilu) Malaysia mendatang dikhawatirkan mengalami sejumlah masalah keamanan, setelah hujan deras dan banjir bandang memaksa ribuan orang di seluruh "Negeri Jiran" dievakuasi ke tempat penampungan sementara selama akhir pekan.

"Perdana menteri mempertaruhkan nyawa pemilih dengan mengadakan pemilihan selama musim hujan dan, dengan perubahan iklim, saya sangat khawatir akan curah hujan yang lebih tinggi di seluruh Malaysia," kata Mahfuz Omar, seorang anggota parlemen oposisi dari negara bagian Kedah utara dilansir dari AFP pada Senin (14/11/2022).

Baca juga: Pemilu Malaysia: Masa Kampanye Dimulai, Banyak Darah Muda, 1.386 Caleg Bertanding

Departemen meteorologi “Negeri Jiran” memperkirakan badai petir dan hujan terus-menerus dengan kemungkinan banjir lebih banyak sampai Sabtu (19/11/2022), ketika 21 juta pemilih dijadwalkan untuk memberikan suara mereka.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan bahwa enam negara bagian di semenanjung Malaysia telah mengalami banjir bandang.

"Sebanyak 2.388 orang mencari perlindungan di 25 pusat bantuan," katanya.

"Saya khawatir para pemilih tidak akan dapat memberikan suara mereka jika rumah mereka kebanjiran dan jalan tidak dapat dilalui," kata Mahfuz kepada AFP.

Baca juga: Ketua Pemuda UMNO Malaysia: Kalau Tidak Ada Korupsi, Berarti Sudah Kiamat

Mahfuz dan yang lainnya menuduh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri berusaha mempertahankan kekuasaan dengan menyerukan pemungutan suara hampir setahun lebih cepat dari jadwal, dan sementara kekuatan oposisi berantakan.

Pemimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang berkuasa yakin jajak pendapat awal akan menghasilkan mandat yang lebih kuat.

Akan tetapi para kritikus mengatakan pemilihan umum dapat mengalihkan perhatian pemerintah dari penanganan dampak hujan lebat, yang biasanya terjadi sepanjang tahun dan membawa banjir mematikan ke pantai timur negara itu.

Tahun lalu, negara Asia Tenggara itu dilanda banjir terparah dalam sejarah. Lebih dari 50 orang tewas dan ribuan orang mengungsi pada Desember 2021.

Baca juga: Bikin Agenda Konser Palsu Ahmad Dhani di “Negeri Jiran”, Perempuan Malaysia Ditangkap

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com