Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda dengan Indonesia, Begini Cara Kerja dan Sistem Pemilu di Malaysia

Kompas.com - 19/11/2022, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Warga Malaysia memberikan suara pada Sabtu (19/11/2022) dalam pemilihan yang diperebutkan dengan ketat.

Dilansir dari Reuters, jajak pendapat memperkirakan parlemen akan mengambang karena tidak ada partai atau koalisi yang dapat memperoleh mayoritas majelis rendah yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim diperkirakan akan memimpin, meskipun koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin dapat menolaknya menjadi mayoritas.

Baca juga: Rakyat “Negeri Jiran” Salurkan Hak Pilih Hari Ini dalam Pemilu Malaysia yang Dipercepat

Lalu bagaimana cara kerja pemilu Malaysia, yang berbeda dengan pemilu di Indonesia? Dilansir dari Reuters, berikut paparannnya.

Sistem Pemilu Malaysia

Malaysia adalah demokrasi parlementer dan monarki konstitusional di mana raja memainkan sebagian besar peran seremonial, meskipun ia memiliki kekuasaan diskresi tertentu.

Pemilihan umum diadakan setiap lima tahun kecuali perdana menteri meminta pemilihan awal.

Proses pemilihan adalah "first past the post", artinya partai atau koalisi yang memenangkan 112 dari 222 kursi di majelis rendah dapat membentuk pemerintahan.

Dalam parlemen gantung, tanpa partai atau koalisi yang memenangkan mayoritas, blok saingan perlu membentuk aliansi baru untuk mengamankan kursi yang cukup

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Malaysia Airlines Ditembak Rudal Rusia | Rusia Puji Deklarasi KTT G20

Komisi Pemilihan biasanya mengumumkan hasilnya pada hari pemilihan dan perdana menteri dilantik pada hari berikutnya.

Tetapi mengingat persaingan yang ketat kali ini, tidak jelas seberapa cepat pemerintahan baru akan terbentuk.

Pemilih dalam Pemilu Malaysia

Lebih dari 21 juta warga Malaysia berhak memilih dalam pemilihan ini, termasuk 6 juta pemilih baru.

Sekitar 1,4 juta warga Malaysia berusia 18 hingga 20 tahun diperkirakan akan memilih untuk pertama kalinya setelah pemerintah menurunkan usia minimum menjadi 18 tahun dari 21 tahun lalu.

Baca juga: MH17 Malaysia Dinyatakan Jatuh Ditembak Rudal Rusia, Moskwa: Putusan Bermotif Politik

Jumlah pemilih Malaysia berfluktuasi. Dalam jajak pendapat terakhir tahun 2018, 82,3 persen dari pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara mereka, salah satu yang tertinggi dalam sejarah Malaysia.

Jumlah pemilih yang tinggi biasanya cenderung mendukung oposisi, sementara partisipasi yang lebih rendah mendukung petahana.

Partai dalam Pemilu Malaysia

Tidak ada partai yang pernah membentuk pemerintahan sendiri, dan susunan multietnis masyarakat Malaysia memiliki pengaruh besar pada komposisi koalisi.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com