Penulis: Igor Burdyga/DW Indonesia
KYIV, KOMPAS.com - Sedikitnya ada 7.600 obyek militer Rusia ditinggalkan di Ukraina sejak Moskwa melancarkan perang ke negara tetangganya itu.
Para pakar dari proyek “Oryx“ dari Belanda, menganalisis foto dan video dari kawasan pertempuran, mengidentifikasi sedikitnya 2.750 tank, 5.580 kendaraan lapis baja, 4.170 mobil, 1.770 sistem artileri dan ratusan sistem penangkis serangan udara, helikopter dan pesawat terbang.
Hampir 4.700 obyek militer rusak parah atau hancur dan dibiarkan begitu saja di jalanan atau lokasi terbuka.
Baca juga: T-90M, Salah Satu Tank Terbaik Rusia Ditinggal dalam Kondisi Sempurna, Ditemukan Ukraina
Kemenetrian Pertahanan di Kyiv kini membentuk pasukan khusus, yang dijuluki “Kanibal“, untuk mengecek apakah masih ada suku cadang yang bisa dimanfaatkan ulang, untuk mereparasi alat perang Ukraina.
Sejak serangan balasan militer Ukraina awal tahun sukses memukul mundur tentara Rusia dari Kyiv, sejumlah pedagang besi tua sudah mengincar rongsokan tank, panser dan artileri Rusia itu.
Taksiran majalah Forbes menyebutkan, nilai besi tua yang ditinggalkan Rusia di Ukraina mencapai sedikitnya 45 juta dollar AS (Rp 704,3 miliar).
Tapi pedagang besi tua Ukraina menaksir nilainya jauh lebih rendah dibanding Forbes. Masalahnya adalah komposisi khusus metal yang digunakan untuk tank dan panser, yang sulit didaur ulang di pabrik peleburan logam.
“Lapis baja pelindung tank dan panser dibuat dari baja khusus dengan sifat istimewa, misalnya titik lebur yang sangat tinggi tapi sulit dibentuk. Rongsokan alat perang ini tidak bisa diolah di pabrik logam besar“ kata Valentyn Makarenko, direktur perusahaan "Interpipe Vtormet".
Perhimpunan logam sekunder "UAVtormet" juga menyebutkan, saat ini pasar untuk besi tua sedang mengalami stagnasi.
Ekspor sejak beberapa tahun terakhir dihambat oleh bea dan pajak tinggi. Juga permintaan di dalam negeri Ukraina sejak pecah perang turun drastis, gara-gara penutupan banyak pabrik baja dan pabrik pengolah logam.
“Produksi baja Ukraina dalam 9 bulan pertama tahun ini turun 66 persen, sementara permintaan besi tua dan besi rongsokan turun sekitar 73,5 persen pada kisaran hanya 830.000 ton“, kata laporan perhimpunan produsen logam Ukraina.
Sementara pabrik logam terbesar, ArcelorMittal di Krywyj Rih kepada DW mengatakan, memiliki cadangan besi tua cukup besar untuk produksinya.
“Kami punya persediaan 80.000 ton lebih. Juga logam dari peralatan militer tidak cocok untuk produksi kami“, kata Volodymyr Haydash, direktur komunikasi perusahaan itu.
Baca juga: Tentara Ukraina Poles Tank Rusia yang Direbut, Dipakai Hancurkan Tuannya Sendiri
Di kota Krywyj Rih tank dan peralatan tempur Rusia yang hancur, kini dipajang sebagai monumen di tengah kota.