“Ini jadi pameran tetap, untuk mengenang sukses serangan terbaru kami di kawasan Kherson, dan juga harapan kemenangan berikutnya“, kata wakil walikota Serhiy Milyutin kepada DW.
Pemerintah di Kyiy sejak bulan April lalu sudah memberikan dorongan semangat, untuk membuat monumen peragaan semacam itu di berbagai kota di Ukraina. Selain itu juga membat pameran serupa di luar negeri.
Di kota Odessa, para seniman sejak September lalu ikut serta membuka pameran tank dan panzer Rusia yang berhasil dihancurkan. Seniman Ihor Matroskin mewarnai dan merekayasanya. Ia mengatakan, karya seni sebagai pengingat kepada warga, betapa dekatnya front pertempuran.
Baca juga: Tank Pendekar Malaysia Mogok di Jalan jadi Guyonan Netizen
Terlepas dari aksi pameran seni atau monumen perang, pada akhirnya besi tua dan besi rongsokan sisa perang harus diolah atau dimusnahkan agar tidak mencemari lingkungan. Direktur "Interpipe Vtormet", Makarenko menyebutkan, pemerintah Ukraina tidak punya pengalaman dalam bidang ini.
Rongsokan peralatan militer Ukraina, selama beberapa tahun terakhir, jauh sebelum pecah perang, juga hanya ditumpuk dan dikumpulkan di pabrik atau gudang penimbunan.
Baru sekarang kementerian pertahanan membahas rencana bagaimana mengolah dan mengatasi masalah sampah alat perang ini.
“Masalahnya, negara tidak punya anggaran untuk mengolah atau memusnahkan sampah berupa tank, panser dan artileri yang hancur dan terbakar“, kata Makarenko.
Untuk itu, perlu bantuan internasional. “Khususnya dari perusahaan daur ulang besi tua di Eropa yang memiliki pengalaman dan teknologi untuk itu“, pungkas direktur "Interpipe Vtormet" itu.
Baca juga: Ukraina Pamerkan Tank-tank Rusia yang Hancur di Jalan Ibu Kota, Jadi Obyek Foto dan Mainan Warga
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Mau Diapakan Rongsokan Tank Rusia di Ukraina?