Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Masa Kepemimpinan Donald Trump, Sosok Sayap Kanan nan Kontroversial

Kompas.com - 16/11/2022, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump pada Selasa (15/11/2022) mencalonkan dirinya kembali sebagai calon presiden pada Pilpres AS 2024.

Trump, selama ini dikenal sebagai sosok kontroversial. Dilansir dari Reuters, selama masa kepresidenannya yang penuh gejolak pada 2017-2021, Trump menentang banyak norma-norma demokrasi.

Dia mempromosikan nasionalisme "America First" sambil menampilkan dirinya sebagai populis sayap kanan.

 Baca juga: Donald Trump Resmi Umumkan Maju Lagi di Pilpres 2024 AS

Pria 76 tahun ini menjadi presiden AS pertama yang dimakzulkan dua kali, meskipun Kongres Demokrat gagal dalam upaya mereka untuk mencopotnya dari jabatan.

Pada rapat umum yang mendahului serangan Capitol, Trump mendesak para pendukung untuk "bertarung sekuat tenaga" dan berbaris di Kongres untuk "menghentikan pencurian suara".

Tetapi massa yang kemudian menyerbu Capitol gagal mencegah Kongres secara resmi mengesahkan kemenangan pemilihan Biden.

Ini terjadi meski pejabat pengadilan dan pemilihan negara bagian menolak klaim pemilihan palsu Trump, sekitar dua pertiga pemilih Republik percaya bahwa kemenangan Biden tidak sah, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos.

Baca juga: Pejabat 6 Negara Termasuk Malaysia Disebut Pernah Menginap di Hotel Trump untuk Pengaruhi Kebijakan AS

Trump telah mendapat dukungan penuh semangat dari banyak orang Amerika, terutama pria kulit putih, konservatif Kristen, penduduk pedesaan, dan orang-orang tanpa pendidikan perguruan tinggi.

Kritikus menuduh Trump mengejar kebijakan yang dibangun di sekitar "keluhan kulit putih" di negara dengan populasi non-kulit putih yang terus bertambah.

Lanskap politik telah berubah secara dramatis sejak dia memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016 dan beberapa orang di partainya, termasuk para donor utama, kelelahan dengan drama yang mengelilinginya.

Baca juga: Donald Trump Vs. Ron DeSantis, Siapa Pilihan Partai Republik untuk Pilpres AS?

Masa jabatan tunggalnya sebagai presiden berdiri sebagai salah satu yang paling kontroversial dalam sejarah AS.

Dia mengamankan pemotongan pajak, memberlakukan pembatasan imigrasi dan mengatur pergeseran ke kanan dari peradilan federal, termasuk Mahkamah Agung.

Dia juga mengasingkan sekutu AS di luar negeri, meninggalkan perjanjian internasional tentang perdagangan dan perubahan iklim, dan memuji para pemimpin otoriter di luar negeri, termasuk Putin.

DPR yang dipimpin Demokrat memakzulkannya pada 2019 atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres setelah dia menekan pemimpin Ukraina untuk menyelidiki Biden dan putranya atas tuduhan korupsi yang tidak berdasar.

Senat membebaskannya, berkat dukungan Republik.

Baca juga: Trump Klaim Kekebalan Mutlak, Gugat Panggilan Sidang Penyerbuan Gedung Capitol

DPR memakzulkan Trump lagi seminggu sebelum dia meninggalkan jabatannya, kali ini karena menghasut pemberontakan.

Dia dibebaskan oleh Senat setelah meninggalkan jabatannya, sekali lagi berkat senator Republik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com