Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Beli Peluru Artileri Korea Selatan, lalu Dikirim ke Ukraina

Kompas.com - 11/11/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.comAS ingin membeli peluru artileri Korea Selatan untuk dikirim ke Ukraina.

Hal tersebut disampaikan seorang pejabat AS yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan pada Jumat (11/11/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Pejabat AS tersebut membenarkan bahwa Washington ingin mengirim peluru artileri 155 mm buatan Korea Selatan untuk dikirim ke Ukraina.

Baca juga: Ukraina Rebut Puluhan Permukiman di Selatan, Pasukan Kyiv Makin Dekat Kota Kherson

Pejabat itu mengatakan bahwa dana Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI) dapat digunakan untuk membeli amunisi, tetapi tidak jelas apakah itu akan dikirim melalui wilayah AS.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa posisinya tidak memberikan bantuan mematikan ke Ukraina tidak berubah.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyampaikan, negosiasi sedang dilakukan di bawah premis bahwa AS adalah end user alias pengguna akhir.

“Untuk menebus kekurangan persediaan amunisi 155 mm di AS, negosiasi sedang berlangsung antara AS dan perusahaan Korea untuk mengekspor amunisi,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Ukraina Terkini: Pasukan Kyiv Perkuat Posisi di Selatan Selangkah Demi Selangkah

Pejabat AS memperingatkan bahwa kabar tentang pembicaraan itu dapat mengancam kesepakatan.

Sejauh ini, Korea Selatan berusaha untuk menghindari permusuhan dengan Rusia, baik karena alasan ekonomi maupun karena pengaruh yang dapat diberikan Moskwa ke Korea Utara.

Mengutip pejabat AS yang mengetahui kesepakatan itu, Wall Street Journal melaporkan bahwa perjanjian itu akan melibatkan 100.000 peluru artileri 155 mm yang akan dikirim ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Korea Selatan untuk menyediakan senjata yang menurutnya akan sangat diperlukan.

Baca juga: Jenderal Top AS Klaim 100.000 Tentara Rusia Tewas atau Terluka di Ukraina

Bulan lalu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan, Seoul tidak memberikan senjata mematikan ke Ukraina.

Sebelum Yoon menyampaikan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan keputusan seperti itu akan menghancurkan hubungan bilateral.

Juru Bicara Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pekan lalu bahwa Washington memiliki informasi bahwa Korea Utara diam-diam memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri untuk digunakan di Ukraina.

Moskwa dan Pyongyang membantah soal tuduhan pengiriman senjata.

Baca juga: Resolusi PBB Akan Desak Rusia Bertanggung Jawab Bayar Ganti Rugi Kehancuran di Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com