Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resolusi PBB Akan Desak Rusia Bertanggung Jawab Bayar Ganti Rugi Kehancuran di Ukraina

Kompas.com - 10/11/2022, 10:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

JENEWA, KOMPAS.com - Majelis Umum PBB menjadwalkan pemungutan suara minggu depan untuk resolusi yang akan meminta Rusia bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional dengan menyerang Ukraina, termasuk dengan membayar ganti rugi.

Rancangan resolusi, yang diperoleh pada Selasa (8/11/2022) oleh AP, akan mengakui perlunya membentuk “mekanisme internasional untuk reparasi atas kerusakan, kehilangan atau cedera” yang timbul dari “tindakan ilegal” Rusia terhadap Ukraina.

Itu akan merekomendasikan kepada 193 negara anggota majelis umum PBB untuk bekerja sama dengan Ukraina, untuk membuat "daftar internasional," yang akan mendokumentasikan klaim dan informasi tentang kerusakan, kehilangan atau cedera pada masyarakat dan pemerintah Ukraina yang disebabkan oleh Rusia.

Baca juga: Spekulasi Seputar Mundurnya Pasukan Rusia dari Kherson: Strategi Tersembunyi atau Kekalahan Nyata

Hak veto Rusia di Dewan Keamanan beranggotakan 15 negara telah memblokir badan paling kuat di PBB itu untuk mengambil tindakan apa pun sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari.

Tetapi tidak ada veto di Majelis Umum, yang telah mengadopsi empat resolusi yang mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.

Tidak seperti resolusi Dewan Keamanan, resolusi Majelis Umum tidak mengikat secara hukum, tetapi mereka mencerminkan opini dunia dan telah menunjukkan penentangan luas terhadap aksi militer Rusia.

Resolusi yang diusulkan itu disponsori bersama oleh Kanada, Guatemala, Belanda dan Ukraina.

Juru bicara Majelis Umum Paulina Kubiak mengatakan pada Selasa (8/11/2022) bahwa tidak akan ada perdebatan mengenai rancangan resolusi, tetapi negara-negara dapat memberikan penjelasan tentang suara mereka sebelum atau setelah majelis mengambil tindakan.

Baca juga: Aktor Sean Penn Pinjamkan Piala Oscarnya ke Zelensky: Kembalikan saat Ukraina Menang dari Rusia

Resolusi itu akan menegaskan kembali komitmen Majelis Umum PBB terhadap “kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas wilayah” Ukraina.

Itu sekaligus menegaskan kembali permintaannya kepada Rusia untuk segera “menghentikan penggunaan kekuatannya terhadap Ukraina” dan menarik semua pasukannya dari wilayah Ukraina.

Ini juga akan mengungkapkan “keprihatinan besar atas hilangnya nyawa, pengungsi sipil, penghancuran infrastruktur dan sumber daya alam, hilangnya properti publik dan pribadi, dan bencana ekonomi yang disebabkan oleh agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina.”

Draf tersebut mengingatkan bahwa Pasal 14 Piagam PBB memberi wewenang kepada Majelis Umum untuk “merekomendasikan langkah-langkah untuk penyesuaian damai dari situasi apa pun … yang dianggapnya mungkin mengganggu kesejahteraan umum hubungan persahabatan di antara negara-negara termasuk pelanggaran Piagam PBB.

Ini juga mengacu pada resolusi Majelis Umum yang diadopsi pada 16 Desember 2005, berjudul “Prinsip-Prinsip Dasar dan Pedoman Hak atas Pemulihan dan Reparasi bagi Korban Pelanggaran Berat Hukum Hak Asasi Manusia Internasional dan Pelanggaran Serius Hukum Humaniter Internasional.”

Baca juga: Rusia Mulai Pasang Penghalang Beton Gigi Naga di Sekitar Kota yang Dicaploknya, Bersiap Lebih Defensif?

Segera setelah invasi Rusia, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pertamanya pada 2 Maret yang menuntut gencatan senjata Rusia segera, penarikan semua pasukannya dan perlindungan bagi semua warga sipil dengan pemungutan suara menghasilkan 141 (setuju) - 5 (menolak) dengan 35 abstain.

Pada 24 Maret, majelis memberikan suara 140-5 dengan 38 abstain pada resolusi yang menyalahkan Rusia atas krisis kemanusiaan Ukraina dan mendesak gencatan senjata segera dan perlindungan bagi jutaan warga sipil dan rumah, sekolah, dan rumah sakit yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.

Majelis memberikan suara 93-24 dengan 58 abstain pada 7 April — jauh lebih rendah daripada dua resolusi pertama — untuk menangguhkan Rusia dari badan hak asasi manusia terkemuka organisasi dunia, Dewan Hak Asasi Manusia.

Tuntutan itu diajukan atas tuduhan bahwa tentara Rusia di Ukraina terlibat dalam pelanggaran hak asasi dengan Amerika Serikat dan Ukraina telah menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Tetapi pada 12 Oktober, majelis memberikan suara besar143-5 dengan 35 abstain — untuk mengutuk “upaya pencaplokan ilegal” Rusia atas empat wilayah Ukraina dan menuntut pembatalan pengakuannya segera.

Baca juga: Kisah Hari-hari Paranoid Warga Kherson dan Zaporizhzhia di Bawah Penguasaan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com