Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Saudara Ethiopia Akhirnya Capai Kesepakatan Damai Setelah 2 Tahun Pertempuran

Kompas.com - 03/11/2022, 08:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

 

PRETORIA, KOMPAS.com - Pemerintah Ethiopia dan pasukan regional dari Tigray akhirnya mencapai kesepakatan damai untuk menghentikan pertemuan, pada Rabu (2/11/2022).

Langkah ini merupakan terobosan diplomatik dramatis setelah dua tahun perang saudara menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terlantar dan ratusan ribu orang menghadapi kelaparan.

Lebih dari seminggu setelah pembicaraan damai formal yang dimediasi oleh Uni Afrika (UA) dimulai di ibu kota Afrika Selatan, Pretoria, delegasi dari kedua belah pihak menandatangani kesepakatan tentang "penghentian permusuhan secara permanen".

"Kedua pihak dalam konflik Ethiopia secara resmi menyetujui penghentian permusuhan serta pelucutan senjata yang sistematis, tertib, lancar dan terkoordinasi," kata Olusegun Obasanjo, kepala tim mediasi UA sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Perang Ethiopia-Tigray: Kronologi, Penyebab Konflik, dan Situasi Terkini

Obasanjo, mantan presiden Nigeria, mengatakan perjanjian itu juga mencakup "pemulihan hukum dan ketertiban, pemulihan layanan, akses tanpa hambatan ke pasokan kemanusiaan, dan perlindungan warga sipil".

Kesepakatan ini semula diperkirakan tidak akan berlangsung secepat ini.

Pada Rabu (2/11/2022), UA sebenarnya telah mengundang media untuk apa yang digambarkan sebagai pengarahan oleh Obasanjo.

Tapi hanya ketika acara dimulai, terlambat sekitar tiga jam dari jadwal, menjadi jelas bahwa gencatan senjata akan segera ditandatangani.

"Momen ini bukanlah akhir dari proses perdamaian. Pelaksanaan perjanjian damai yang ditandatangani hari ini sangat penting untuk keberhasilannya," kata Obasanjo, seraya menambahkan bahwa ini akan diawasi dan dipantau oleh panel tingkat tinggi UA.

Obasanjo, yang mengundurkan diri sebagai presiden Nigeria pada 2007 dan sejak itu menengahi konflik di seluruh Afrika, memuji proses tersebut sebagai solusi Afrika untuk masalah Afrika.

Baca juga: PBB: 108 Warga Tewas dalam Serangan Udara Pasukan Ethiopia di Tigray

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyampaikan terima kasih kepada Obasanjo dan mediator lainnya atas kesimpulan dari pembicaraan damai, mengatakan dalam sebuah pernyataan komitmen pemerintah untuk pelaksanaan perjanjian itu kuat.

"Komitmen kami untuk perdamaian tetap teguh. Dan komitmen kami untuk bekerja sama mengimplementasikan perjanjian juga sama kuatnya," kata pernyataan itu di Twitter.

Konsesi utama dari kedua pihak

Dalam perundingan di Pretoria, Getachew Reda, juru bicara otoritas Tigray, berbicara tentang kematian dan kehancuran skala luas di wilayah tersebut, dan mengatakan harapannya bahwa kedua pihak akan menghormati komitmen mereka.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika Serikat (AS) tetap berkomitmen mendukung proses perdamaian yang dipimpin Afrika untuk Ethiopia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata itu merupakan langkah pertama yang disambut baik, yang akan membawa pelipur lara bagi jutaan warga sipil yang menderita dalam konflik tersebut, menurut juru bicara PBB.

Baca juga: AS Hapus Ethiopia, Mali, dan Guinea dari Program Perdagangan Bebas Bea

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com