ADIS ABABA, KOMPAS.com - Pemerintah Ethiopia mengumumkan keadaan darurat nasional pada Selasa (2/11/2021) ketika pasukan Tigray mengancam bergerak ke ibu kota, dan perang selama setahun di negara itu meningkat dengan cepat.
Amerika Serikat (AS) mengatakan keamanan di negara Afrika tersebut telah "memburuk secara signifikan", dan sangat memperingatkan warganya untuk mempertimbangkan pergi.
Baca juga: Bendungan Raksasa Ethiopia, Seluk Beluk dan Kontroversinya
Deklarasi keadaan darurat nasional oleh Dewan Menteri Ethiopia adalah tanda peringatan yang paling jelas dari pemerintah Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed.
Setahun lalu, dia mengizinkan tentara dari negara tetangga untuk menyerang wilayah Tigray, dan mengejar pasukan Tigray bersama pasukan Ethiopia. Ribuan orang telah terbunuh sejak itu.
Pasukan Tigray dan sekutu mereka menimbulkan "bahaya besar dan akan segera terjadi" bagi keberadaan negara itu, kata deklarasi dewan tersebut.
“Semua orang akan diuji,” kicau Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed.
Deklarasi itu kata dia, dibuat untuk “memperpendek masa kesengsaraan dan memberikan waktu penyelesaian.
AS telah memperingatkan pasukan Tigray, yang telah lama mendominasi pemerintah nasional sebelum Abiy menjabat, melakukan segala upaya untuk "mengepung" ibu kota, Addis Ababa.
Apalagi, mereka menguasai kota-kota strategis Dessie dan Kombolcha dalam beberapa hari terakhir. Itu membuat mereka dapat bergerak menyusuri jalan raya utama menuju ibu kota.
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Di Ethiopia Masih Tahun 2014 | Sebulan Taliban Kuasai Afghanistan
Keadaan darurat segera berlaku dan akan berlangsung selama enam bulan.
Pemerintah Ethiopia dapat memberlakukan jam malam, memerintahkan warga untuk mengikuti pelatihan militer, mengganggu layanan transportasi dan perjalanan, menangguhkan izin outlet media dan menahan siapa pun yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok teroris tanpa batas waktu.
Dalam kondisi ini, pemerintahan lokal di beberapa daerah dapat dibubarkan, dan kepemimpinan militer dapat dilantik. Pertemuan publik yang tidak sah dan ekspresi penentangan terhadap keadaan darurat dilarang.
Tindakan seperti itu akan dilaksanakan oleh hukum. Anggota parlemen Ethiopia diperkirakan akan bersidang dalam waktu 48 jam.
Sementara itu, biro keamanan Addis Ababa mengatakan kepada warga bahwa siapa pun yang memiliki senjata api harus mendaftarkannya sekarang. Penggeledahan rumah dan bisnis akan dilakukan aparat untuk memastikan perdamaian kota.
PBB menyatakan keprihatinan pada kelompok ekstrem pada peristiwa terbaru, memperingatkan bahwa "stabilitas Ethiopia dan kawasan yang lebih luas dipertaruhkan" dan sekali lagi menyerukan gencatan senjata segera.
Baca juga: Situs Warisan Dunia Abad Pertengahan di Ethiopia Jatuh di Tangan Pemberontak Tigray