Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Saudara Ethiopia Akhirnya Capai Kesepakatan Damai Setelah 2 Tahun Pertempuran

Langkah ini merupakan terobosan diplomatik dramatis setelah dua tahun perang saudara menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terlantar dan ratusan ribu orang menghadapi kelaparan.

Lebih dari seminggu setelah pembicaraan damai formal yang dimediasi oleh Uni Afrika (UA) dimulai di ibu kota Afrika Selatan, Pretoria, delegasi dari kedua belah pihak menandatangani kesepakatan tentang "penghentian permusuhan secara permanen".

"Kedua pihak dalam konflik Ethiopia secara resmi menyetujui penghentian permusuhan serta pelucutan senjata yang sistematis, tertib, lancar dan terkoordinasi," kata Olusegun Obasanjo, kepala tim mediasi UA sebagaimana dilansir Reuters.

Obasanjo, mantan presiden Nigeria, mengatakan perjanjian itu juga mencakup "pemulihan hukum dan ketertiban, pemulihan layanan, akses tanpa hambatan ke pasokan kemanusiaan, dan perlindungan warga sipil".

Kesepakatan ini semula diperkirakan tidak akan berlangsung secepat ini.

Pada Rabu (2/11/2022), UA sebenarnya telah mengundang media untuk apa yang digambarkan sebagai pengarahan oleh Obasanjo.

Tapi hanya ketika acara dimulai, terlambat sekitar tiga jam dari jadwal, menjadi jelas bahwa gencatan senjata akan segera ditandatangani.

"Momen ini bukanlah akhir dari proses perdamaian. Pelaksanaan perjanjian damai yang ditandatangani hari ini sangat penting untuk keberhasilannya," kata Obasanjo, seraya menambahkan bahwa ini akan diawasi dan dipantau oleh panel tingkat tinggi UA.

Obasanjo, yang mengundurkan diri sebagai presiden Nigeria pada 2007 dan sejak itu menengahi konflik di seluruh Afrika, memuji proses tersebut sebagai solusi Afrika untuk masalah Afrika.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyampaikan terima kasih kepada Obasanjo dan mediator lainnya atas kesimpulan dari pembicaraan damai, mengatakan dalam sebuah pernyataan komitmen pemerintah untuk pelaksanaan perjanjian itu kuat.

"Komitmen kami untuk perdamaian tetap teguh. Dan komitmen kami untuk bekerja sama mengimplementasikan perjanjian juga sama kuatnya," kata pernyataan itu di Twitter.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika Serikat (AS) tetap berkomitmen mendukung proses perdamaian yang dipimpin Afrika untuk Ethiopia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata itu merupakan langkah pertama yang disambut baik, yang akan membawa pelipur lara bagi jutaan warga sipil yang menderita dalam konflik tersebut, menurut juru bicara PBB.

Direktur Proyek Tanduk Afrika di International Crisis Group Alan Boswell mengatakan ujian besar pertama adalah apakah kedua pihak segera menghentikan pertempuran seperti yang disepakati.

"Ini adalah terobosan besar yang melibatkan konsesi besar dari kedua belah pihak, bahkan jika pihak-pihak tersebut memberikan rincian paling sulit untuk pembicaraan damai di masa depan," katanya.

"Jika mereka berhenti berperang, maka hari ini hanya akan menjadi awal dari apa yang pasti akan membuktikan proses perdamaian yang sangat bergejolak, panjang, dan sulit," ujarnya sebagaimana dilansir Reuters.

Pasukan dari Eritrea, negara terpisah yang berbatasan dengan Tigray, serta pasukan dari wilayah Ethiopia lainnya, telah mengambil bagian dalam konflik di pihak tentara Ethiopia.

Baik Eritrea maupun pasukan regional tidak berpartisipasi dalam pembicaraan di Afrika Selatan, dan tidak disebutkan pada agenda Rabu (2/11/2022) apakah mereka akan mematuhi gencatan senjata.

"Saya sangat senang, karena ini akan menahan penderitaan," kata seorang pria Tigrayan di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa, yang menolak disebutkan namanya karena takut akan dampak di tempat kerjanya.

"Kami masih memiliki pertanyaan tentang kesepakatan itu... kami tidak mendengar apa-apa tentang Eritrea. Saya berharap itu akan ada dalam detailnya."

Perang tersebut bermula dari kehancuran hubungan antara Tigray People's Liberation Front (TPLF), sebuah gerakan gerilya yang berubah menjadi partai politik yang mendominasi Ethiopia selama 27 tahun, dengan Abiy, yang pernah menjadi bagian dari koalisi mereka yang berkuasa tetapi pengangkatannya pada 2018 mengakhiri dominasi TPLF.

Ketegangan yang meningkat pada 2018-20, termasuk mengenai kesepakatan damai Abiy dengan musuh bebuyutan TPLF, Eritrea, dan keputusan TPLF, untuk menentangnya dengan mengadakan pemilihan daerah di Tigray yang telah ditunda secara nasional, memicu pihak-pihak tersebut ke dalam perang saudara.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/03/080821870/perang-saudara-ethiopia-akhirnya-capai-kesepakatan-damai-setelah-2-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke