"Rendahnya nilai dolar Australia berarti produk impor ini akan menjadi lebih mahal dari biasanya," katanya.
Shaun Cousins, analis pasar di bank investasi UBS mengatakan produk internasional juga akan lebih terpengaruh masalah rantai pasokan, misalnya rute transportasi yang padat melebihi produk yang diproduksi dalam negeri.
"Ketersediaan kontainer (pengiriman), ketersediaan pengemudi; ada banyak jenis tekanan dalam rantai pasokan yang mempengaruhi logistik barang," ujarnya.
Secara garis besar, dia mengatakan kenaikan harga produk kering yang terjadi belakangan ini diperparah"oleh kenyataan bahwa harga bahan makanan mulai stabil.
"Di tahun 2010-an, inflasi harga makanan tidak terjadi besar-besaran," katanya.
Jadi, jelas dia, perusahaan makanan tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga.
Baca juga: Australia Kirim Tentara Latih Pasukan Ukraina, Pasok Lebih Banyak Kendaraan Lapis Baja
Menurut Renee Pye, petani kentang di daerah Mallee, Australia Selatan mengatakan satu kantong kentang 2 kilogram kini berharga 7,5 dollar Australia (Rp70 ribu), naik 50 persen dari biasanya.
"Harga kentang 7 dollar Australia untuk 2kg, selama 11 tahun terakhir," jelas dia.
Seperti kebanyakan petani, kenaikan 50 persen ini menurutnya disebabkan naiknya harga kemasan, bahan bakar, pengiriman, pupuk dan tenaga kerja.
"Tidak ada keuntungan dari harga ini, cuma untuk membayar modal," kata Renee.
Sementara itu ia berpendapat bahwa harga kentang tidak akan naik lagi.
Artikel ini diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan ABC Australia dalam bahasa Inggris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.