MELBOURNE, KOMPAS.com – Australia akan mengirim 70 tentaranya ke Inggris untuk membantu melatih pasukan Ukraina yang ada di sana.
Selain itu, “Negeri Kanguru” juga berjanji akan mengirim 30 unit kendaraan lapis baja ke Ukraina guna membantu negara tersebut berperang melawan Rusia.
Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles kepada stasiun televisi ABC, Kamis (27/10/2022).
Sejauh ini, invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan ratusan rumah serta bangunan.
“Kami menduga, ini sekarang menjadi konflik yang berlarut-larut,” ujar Marles kepada ABC, sebagaimana dilansir Reuters.
“Kami sadar bahwa Ukraina perlu didukung dalam jangka panjang jika kita ingin menempatkan Ukraina di dalam posisi di mana mereka dapat menyelesaikan konflik ini dengan cara mereka,” sambung Marles.
Sejak awal konflik, Australia telah menyalurkan berbagai bantuan dan peralatan militer ke Ukraina. Di satu sisi, Melbourne menjatuhkan sanki kepada ratusan individu dan entitas Rusia.
Baca juga: Putin Beri Sinyal Rusia Kesulitan Tingkatkan Produksi Senjata untuk Perang di Ukraina
Marles menuturkan, para tentara Australia yang akan dikirinm ke Inggris bakal tiba di negara tersebut pada Januari.
Mereka akan bergabung dengan pelatihan internasional untuk pasukan Ukraina yang dipimpin Inggris. Akan tetapi, para tentara Australia tersebut tidak akan memasuki zona perang di Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berterima kasih atas bantuan terbaru dari Australia.
“Kendaraan lapis baja telah menunjukkan hasil yang luar biasa di medan peran dan kami meminta lebih banyak. Kami akan terus mengingat dukungan Australia,” kata Kuleba di Twitter.
Baca juga: Apakah Belarus Akan Ikut Berperang Melawan Ukraina?
Selama beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan dalam serangan baliknya.
Pasukan Ukraina dilaporkan bergerak maju ke wilayah Kherson yang diduduki Rusia. Mereka menimbulkan ancaman yang berbahaya terhadap tentara Rusia.
Di sisi lain, Rusia mengeluarkan peringatan uji coba senjata nuklir profil tinggi.
Rusia juga menuding Ukraina memerintahkan dua organisasi untuk menciptakan “bom kotor”, sebuah bom yang dicampur dengan material radioaktif.
Ukraina membantah tudingan Rusia tersebut.
Baca juga: Biden dan Rishi Sunak Sepakat Dukung Ukraina dan Lawan China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.