Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Beri Sinyal Rusia Kesulitan Tingkatkan Produksi Senjata untuk Perang di Ukraina

Kompas.com - 26/10/2022, 21:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak pemerintahnya memotong birokrasi untuk mendapatkan cukup senjata dan pasokan, setelah produksi militernya tertunda sementara kerugian medan perang semakin meningkat karena serangan balasan Ukraina memukul mundur pasukannya.

Kekurangan pasokan senjata Rusia dalam perang delapan bulan telah begitu terasa sehingga Putin harus membuat struktur komando baru untuk mencoba mengatasinya, menurut laporan Al Jazeera pada Rabu (26/10/2022).

Putin pada Selasa (25/10/2022) diketahui telah mengetuai komite baru, yang dirancang untuk mempercepat produksi dan pengiriman senjata dan pasokan untuk pasukan Rusia.

Pemimpin berusia 70 tahun itu juga menekankan perlunya "menciptakan tempo (kerja) yang lebih tinggi di semua bidang."

Baca juga: Pasukan Rusia Himpun Kekuatan, Persiapan Pertempuran Besar di Kherson

Minim peralatan dasar

Laporan berita Rusia telah mengakui bahwa banyak dari mereka yang dimobilisasi untuk berperang di Ukraina – 222.000 dari target mobilisasi parsial awal 300.000 – belum dilengkapi dengan peralatan dasar yang memadai, seperti peralatan medis dan jaket anti peluru.

Pasukan mobilisasi parsial tersebut bahkan dilaporkan harus mencari perbekalan sendiri, menurut media Rusia sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Rabu (26/10/2022)

Pekan lalu, Putin mencoba menunjukkan semuanya baik-baik saja dengan mengunjungi tempat pelatihan di Rusia, di mana dia menunjukkan bahwa tentaranya diperlengkapi dengan baik.

Akan tetapi menurut Al Jazeera, laporan lainnya menunjukkan bahwa pasukan Rusia semakin dipaksa untuk menggunakan peralatan lama, yang terkadang tidak dapat diandalkan.

Beberapa pasukan yang baru dimobilisasi juga telah dilarikan ke garis depan perang dengan sedikit pelatihan.

Baca juga: “Mata-mata Rusia” Ditangkap di Norwegia, Menyamar sebagai Peneliti di Wilayah Sensitif

Penggunaan drone Iran

Untuk menggantikan senjata presisi jarak jauh buatan Rusia yang semakin langka, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan akan menggunakan sejumlah besar drone untuk mencoba menembus pertahanan udara Ukraina.

“Amunisi artileri Rusia hampir habis,” kata kementerian itu dalam sebuah laporan pada Selasa (25/10/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Institut Studi Perang yang berbasis di Washington DC mengatakan bahwa “tempo lebih lambat serangan udara, rudal, dan pesawat tak berawak Rusia mungkin mencerminkan penurunan persediaan rudal dan pesawat tak berawak dan efektivitas serangan yang terbatas untuk mencapai tujuan militer strategis Rusia.”

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-244 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Bicara dengan Rishi Sunak, PBB Bahas Klaim Bom Kotor Rusia

Tetap merusak

Terlepas dari masalah pasokan, militer Rusia masih menimbulkan kerusakan besar dan korban besar di Ukraina, menghancurkan rumah, bangunan umum, dan jaringan listrik Ukraina.

Bank Dunia memperkirakan kerusakan di Ukraina sejauh ini mencapai 350 miliar euro (Rp 5,4 kuadriliun).

Menurut PBB, dari awal invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari hingga awal Oktober, tercatat 15.246 korban sipil di Ukraina. Dari jumlah tersebut, 6.114 orang tewas dan 9.132 terluka.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com