Ia percaya bahwa rata-rata orang muda China di generasinya, yang pernah terekspose acara televisi dan film-film Amerika, demikian pula budaya Amerika, sejak kecil, masih mendambakan banyak hal dari apa yang mereka lihat dulu.
Yang, yang meminta kepada VOA Mandarin agar tidak menggunakan nama lengkapnya karena takut akan tindakan balasan dari pemerintah, adalah mahasiswa S2 asal Jiangsu yang berusia 29 tahun.
Baca juga: China Bersedia Kerjasama dengan AS, Xi Jinping: Demi Keuntungan Bersama
Ia mengatakan kepada VOA Mandarin bahwa generasi China pascatahun 1980-an tumbuh di lingkungan yang terpapar penuh dengan dunia Barat, sehingga mereka memandang Barat sebagai sumber gagasan-gagasan baru.
Namun generasi Z tumbuh ketika Beijing menekankan pembangunan kepercayaan diri nasional. Karena infrastruktur China tidak lagi tertinggal dari Eropa dan AS, Yang mengatakan, Gen Z secara alami merasa bahwa China lebih baik dari Barat maupun AS.
Yang percaya, langkah-langkah yang diambil AS untuk melawan China telah berkontribusi pada nasionalisme anak-anak muda China. Misalnya, katanya, pembatasan visa bagi siswa China di bidang sains dan teknologi oleh pemerintah AS mungkin telah menyebabkan turunnya tingkat kesukaan mereka terhadap AS.
Yang menambahkan bahwa sementara beberapa anak muda China memang memiliki kepercayaan diri yang meningkat mengingat China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS, ada sebagian besar orang yang percaya bahwa China sebaiknya hidup berdampingan dalam damai dengan Eropa dan AS.
Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Jajak Pendapat Media Pemerintah: Generasi Muda China Remehkan AS dan Barat.
Baca juga: Makin Panas, AS Sebut China Percepat Rebut Taiwan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.