Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Panas, AS Sebut China Percepat Rebut Taiwan

Kompas.com - 27/10/2022, 15:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, China telah menyangkal status quo yang sudah lama berlaku mengenai Taiwan.

Dia juga menyampaikan asesmen bahwa China sedang mempercepat tenggat waktunya untuk merebut Taiwan.

Hal tersebut disampaikan Blinken pada Rabu (26/10/2022) dalam sebuah acara di Bloomberg News, sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Xi Jinping Bersih-bersih Partai, Kekhawatiran Akan Risiko Invasi ke Taiwan Memuncak

Blinken menyampaikan hal tersebut beberapa hari setelah Xi Jinping mengamankan tiga periode sebagai pemimpin China.

Dalam status quo, AS mengakui hanya ada satu China yang saat ini dimpimpin Partai Komunis China. Akan tetapi, Wahington masih bisa menyuplai Taiwan senjata sebagai sarana pertahanan diri.

Blinken menuturkan, status quo yang sudah berlangsung selama 40 tahun tersebut membnatu tidak muncul konflik antara AS dan China mengenai Taiwan.

“Apa yang berubah adalah keputusan pemerintah di Beijing bahwa status quo tersebut tidak bisa lagi diterima,” ujar Blinken.

Baca juga: Di Tengah Ancaman China, Taiwan Genjot Stok Energi, Bersiap Hadapi Krisis

“Bahwa mereka ingin mempercepat proses di mana mereka akan mengejar reunifikasi,” lanjut Blinken.

Dia menambahkan, China sudah memilih jalan paksaan dan membuat kehidupan di Taiwan sulit dengan harapan bisa mempercepat reunifikasi.

“Tetapi juga memegang kemungkinan, jika itu tidak berhasil, penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka,” tutur Blinken.

Sebelumnya, saat menghadiri acara di Stanford University, Blinken menunjuk latihan militer besar-besara China pada Agustus setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Baca juga: Laksamana Senior AL AS Minta Amerika Siap-siap China Invasi Taiwan

Blinken berujar, status quo telah membantu membuat Taiwan maju, menjelma menjadi pemimpin produksi semikonduktor global yang penting untuk kencaraan, peralatan rumah tangga, dan peralatan elektronik.

“Jika terganggu dengan satu alasan apa pun, itu akan menimbulkan konsekuensi yang signifikan terhadap perekonomian global,” kata Blinken.

Dia menambahkan, tekanan terhadap Taiwan seharusnya bukan hanya menjadi perhatian AS, tetapi juga negara-negara regional dan dunia.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu memperkirakan bahwa para pejabat China di bawah Xi hendak melakukan upaya yang lebih besar untuk memereteli sekutu terakhir Taipei.

“Bisa dibayangkan situasi diplomatik kita akan menjadi lebih suram,” ujar Wu.

Baca juga: China Disebut Percepat Unifikasi dengan Taiwan, AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bareng Taipei

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com