Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam akan Batasi Postingan Berita di Akun Media Sosial

Kompas.com - 29/09/2022, 19:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

HANOI, KOMPAS.com - Vietnam sedang mempersiapkan aturan baru untuk membatasi akun media sosial mana yang dapat memposting konten terkait berita.

Dilansir Reuters, tiga orang yang mengetahui masalah tersebut mengkonfirmasinya.

Ini akan segera dilakukan menyusul sikap pihak berwenang yang memperketat kontrol mereka atas sumber berita dan informasi di negara itu.

Baca juga: Vietnam Minta 400.000 Warga Mengungsi Waspadai Topan Super Noru

Aturan tersebut, yang diharapkan akan diumumkan pada akhir tahun dan dengan rincian yang belum diputuskan, akan menetapkan dasar hukum untuk mengendalikan penyebaran berita di platform seperti Facebook dan YouTube.

Aturan juga akan menempatkan beban moderasi yang signifikan pada penyedia platform.

Sumber meminta untuk tidak disebutkan namanya, karena diskusi tentang aturan baru tetap rahasia.

Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam dan Kementerian Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca juga: 40 Pekerja Paksa di Kamboja Kabur Berenang ke Vietnam karena Tidak Dibayar

"Pemerintah ingin memperbaiki apa yang dilihatnya sebagai pemberitaan di media sosial," kata salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

"News-lisation", atau bao hoa, adalah istilah yang digunakan pihak berwenang untuk menggambarkan pengguna yang disesatkan, dengan berpikir bahwa akun media sosial yang dimaksud adalah outlet berita resmi.

Pejabat pemerintah telah mengadakan pertemuan rahasia dengan media sosial populer dan perusahaan internet untuk memberi tahu mereka tentang jenis akun mana yang akan diizinkan untuk memposting konten berita di bawah aturan baru, menurut sumber tersebut.

Pihak berwenang akan dapat memerintahkan perusahaan media sosial untuk melarang akun yang melanggar aturan itu, kata mereka.

Baca juga: Batas Negara Vietnam

Partai Komunis Vietnam yang berkuasa telah mempertahankan sensor media yang ketat dan mentolerir sedikit perbedaan pendapat, dengan salah satu rezim internet paling ketat di dunia dan pedoman nasional tentang perilaku media sosial.

Dua sumber dengan pengetahuan langsung mengatakan kepada Reuters bahwa lebih banyak aturan di internet dan platform media sosial akan diperkenalkan sekitar kuartal keempat 2022 hingga awal 2023.

Ketika anak muda Vietnam yang paham teknologi semakin beralih ke media sosial untuk mendapatkan informasi, platform tersebut telah menjadi target upaya pemerintah untuk membatasi aliran berita dari sumber yang tidak sah.

Vietnam adalah pasar 10 teratas secara global untuk Facebook dengan 60 juta hingga 70 juta pengguna, menurut data tahun 2021.

Baca juga: Moskwa Cari Dukungan Asia, Menlu Rusia Kunjungi Mongolia dan Vietnam

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa itu menghasilkan sekitar 1 miliar dollar AS, pendapatan tahunan untuk perusahaan, melebihi Perancis.

YouTube memiliki 60 juta pengguna di Vietnam dan TikTok memiliki 20 juta, menurut perkiraan pemerintah tahun 2021, meskipun Twitter tetap merupakan pemain yang relatif kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com