Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Mobilisasi Militer, Banyak Warga Rusia Lari ke Kazakhstan

Kompas.com - 28/09/2022, 14:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

ASTANA, KOMPAS.com - Di perbatasan Rusia ke Kazakhstan ada antrean panjang sampai beberapa kilometer, terutama di persimpangan yang mengarah ke Kota Petropavlovsk dan Uralsk.

Khususnya kaum muda Rusia banyak yang lari ke Kazakhstan sejak 21 September, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukan perang di Ukraina.

Baca juga: Hasil Referendum di 4 Wilayah Ukraina Mengarah ke Gabung dengan Rusia

Di penyeberangan perbatasan Syrym ke arah Uralsk, bagian paling barat Kazakhstan, dua pria, mungkin berusia 40 dan 18 tahun, telah menunggu lama.

Mereka senang akhirnya bisa melintasi perbatasan. Mereka akan pergi ke Uralsk untuk pertama kalinya. Dari sana mereka ingin melanjutkan perjalanan ke Eropa.

Banyak pelarian yang memiliki kerabat di Eropa, bahkan ada yang memiliki visa Schengen yang memungkinkan mereka masuk ke sebagian besar negara Eropa.

Baca juga: Ukraina Terkini: 4 Wilayah Umumkan Menang dalam Referendum Gabung Rusia

Mencari aman

Igor terpaksa meninggalkan istri dan anaknya di kampung halaman.DW INDONESIA Igor terpaksa meninggalkan istri dan anaknya di kampung halaman.

Igor dari Samara adalah seorang programmer. Dia melintasi perbatasan ke Kazakhstan dengan berjalan kaki. Dia mengatakan terpaksa meninggalkan istri dan dua anaknya di rumah. Dia mengantre selama dua belas jam untuk bisa masuk ke Kazakhstan.

"Saya akan pergi ke Uralsk untuk melarikan diri dari apa yang mengancam saya di kampung halaman saya. Teman-teman saya sudah direkrut, saya belum. Saya tidak ingin berperang, saya tidak ingin membunuh, dan saya tidak ingin dibunuh," kata Igor.

Ketika ditanya apakah dia mendukung tindakan Kremlin terhadap Ukraina, Igor menolak berkomentar. Sekarang dia ingin bekerja dan memantau situasi di Rusia dari Uralsk. "Saya akan kembali jika situasinya berubah," katanya.

Sanija, seorang wanita muda dari Kazan, juga belum pernah ke Kazakhstan. Dia berangkat dengan pacarnya. Mereka ingin menyusul kerabat dan teman mereka yang berangkat sehari lebih awal. Mereka beruntung, hanya menunggu tiga jam di perbatasan, sebelum diizinkan melintas batas negara.

"Kami ingin aman. Kami pergi karena ada mobilisasi. Begitu semuanya tenang, kami akan kembali, tetapi untuk saat ini kami akan tinggal di sini. Kami total tujuh orang, kami semua masih muda. Tapi kami tidak berbicara tentang politik Kremlin," kata Sanija.

Baca juga: Ukraina: Pipa Gas Nord Stream 1 Bocor karena Serangan Teroris Rusia

Terutama warga muda hengkang dari Rusia

Sanija lari bersama pacarnya ke Kazakhstan.DW INDONESIA Sanija lari bersama pacarnya ke Kazakhstan.

Kebanyakan warga Rusia yang datang ke Kazakhstan masih berusia muda. Beberapa dari mereka khawatir bahwa pemerintah Rusia dapat mengesahkan undang-undang, yang akan melegalkan tindakan untuk memburu orang-orang yang dipanggil untuk dinas militer tapi tidak muncul.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, sekitar 1,66 juta warga Rusia telah memasuki negara itu sejak Januari 2022 dan 1,64 juta telah pergi lagi ke negara lain. Ada sekitar 3.200 orang yang dideportasi karena pelanggaran undang-undang migrasi. Saat ini ada sekitar 20.000 warga Rusia di Kazakhstan.

Otoritas Kazakhstan memastikan bahwa semua orang asing terdaftar sepenuhnya saat masuk ke negara itu. Kementerian Luar Negeri Kazakhstan mengatakan, warga negara asing tidak memiliki hak tinggal permanen.

Karena Kazakhstan, Rusia, Belarus, Armenia, dan Kirgistan bergabung dalam perjanjian bebas pabean, warga dari negara-negara itu bebas masuk ke Kazakhstan dan harus melapor ke polisi imigrasi dalam waktu 30 hari.

Tetapi mereka tidak boleh tinggal lebih dari 90 hari di ngara Asia Tengah itu, terhitung sejak tanggal masuk.

Baca juga: Pipa Gas Nord Stream 1 dan 2 Rusia Bocor, Dugaan Sabotase Diselidiki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com