Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Referendum di 4 Wilayah Ukraina Mengarah ke Gabung dengan Rusia

Kompas.com - 28/09/2022, 08:25 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Hasil referendum di empat wilayah di Ukraina mengarah pada bergabung dengan Rusia.

Para pejabat yang diangkat Rusia di empat wilayah pendudukan Ukraina tersebut pada Selasa (27/9/2022) melaporkan suara mayoritas dalam pemungutan suara mendukung bergabung dengan Rusia.

Dengan ini, Ukraina terancam kehilangan 15 persen wilayahnya.

Baca juga: Ukraina Terkini: 4 Wilayah Umumkan Menang dalam Referendum Gabung Rusia

 

Dilansir dari Reuters, pemungutan suara yang diatur dengan tergesa-gesa telah berlangsung selama lima hari di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson yang bersama-sama membentuk sekitar 15 persen wilayah Ukraina.

Menurut pejabat yang ditunjuk Rusia, penghitungan suara dari hasil lengkap pada Selasa di empat provinsi berkisar antara 87 persen hingga 99,2 persen mendukung bergabung dengan Rusia.

Ketua majelis tinggi parlemen Rusia mengatakan pihaknya mempertimbangkan aneksasi pada 4 Oktober.

“Hasilnya jelas. Selamat datang di rumah, ke Rusia!,” ucap Dmitry Medvedev, mantan presiden yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin di Telegram.

Di empat wilayah pendudukan, pejabat yang ditempatkan Rusia mengantar kotak suara dari rumah ke rumah.

Sementara, Ukraina dan Barat menyebut pejabat pro-Rusia itu telah melakukan pemaksaan yang tidak sah untuk menciptakan dalih hukum bagi Rusia untuk mencaplok empat wilayah Ukraina.

Baca juga: Referendum Ukraina: Tentara Bawa Senjata Masuk Rumah-rumah Warga Ambil Suara

"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video malam yang dilakukan secara rutin sejak invasi Rusia ke Ukraina, pada Selasa.

Seruan AS

Utusan AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyampaikan Amerika Serikat (AS) akan memperkenalkan resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan negara-negara anggota untuk tidak mengakui perubahan apa pun di Ukraina dan mewajibkan Rusia untuk menarik pasukannya.

"Referendum palsu Rusia jika diterima akan membuka kotak pandora yang tidak bisa kita tutup," kata dia pada pertemuan dewan.

Rusia sendiri memiliki kemampuan untuk memveto resolusi di Dewan Keamanan, tetapi Thomas-Greenfield mengatakan itu akan mendorong Washington untuk membawa masalah tersebut ke Majelis Umum PBB.

Baca juga: Hasil Referendum di Ukraina Dapat Dijadikan Alasan Putin Gunakan Senjata Nuklir, Ini Sebabnya

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki berpendapat setiap referendum yang diadakan di bawah kondisi berhadapan dengan laras senjata, tidaklah akan pernah bisa mendekati bebas atau adil.

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan dalam pertemuan itu bahwa referendum dilakukan secara transparan dan menjunjung tinggi norma-norma pemilu.

"Proses ini akan berlanjut jika Kyiv tidak menyadari kesalahannya dan kesalahan strategisnya dan tidak mulai dipandu oleh kepentingan rakyatnya sendiri dan tidak secara membabi buta melaksanakan kehendak orang-orang yang memainkannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com