Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Kematian Mahsa Amini Dipuji sebagai Revolusi oleh dan untuk Perempuan Iran

Kompas.com - 28/09/2022, 08:56 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Putra mendiang Shah Mohammad Reza Pahlavi memuji demo Iran sebagai revolusi penting oleh perempuan dan mendesak dunia untuk menambah tekanan pada kepemimpinan ulama.

Reza Pahlavi, yang ayahnya digulingkan dalam Revolusi Islam 1979, menyerukan persiapan yang lebih besar untuk sistem Iran di masa depan yang sekuler dan demokratis.

"Ini benar-benar di zaman modern, menurut pendapat saya, ini revolusi pertama untuk perempuan dan dari perempuan Iran, dengan dukungan pria, putra, saudara, dan ayah," kata Pahlavi yang kini tinggal di pengasingan di wilayah Washington, AS.

Baca juga: Sebelum 1979, Perempuan Pakai Rok Mini dan Tidak Berjilbab Umum di Iran

"Kini sudah sampai pada poinnya, seperti yang orang Spanyol katakan, basta--kita sudah cukup,” ungkap dia kepada kantor berita AFP.

Demonstrasi telah membanjiri kota-kota besar di Iran, dengan puluhan orang dilaporkan telah tewas sejak Mahsa Amini (22) meninggal pada 16 September.

Kematian Mahsa Amini terjadi setelah dia ditahan oleh polisi moral Iran.

Dia diduga melanggar persyaratan ketat terkait perempuan wajib mengenakan jilbab di depan umum.

Dalam kesempatan itu, Reza Pahlavi juga mengutuk diskriminasi terhadap minoritas dan komunitas LGBTQ di Iran.

"Simbolisme represi hari ini diwakili oleh perempuan," kata dia.

Baca juga:

"Saya pikir sebagian besar perempuan Iran, ketika mereka melihat kebebasan yang dialami dan dijalankan oleh perempuan di dunia bebas, meminta hak yang sama untuk diri mereka sendiri," ucap dia.

Pemikiran Pahlavi mirip dengan pemikiran kakek dan ayahnya.

Berdasarkan sejarah, kakek Pahlavi, Reza Shah, bersikap melarang penggunaan cadar pada 1936 sebagai bagian dari upaya Westernisasi yang terinspirasi oleh negara tetangga Turkiye.

Sementara itu, Mohammad Reza Pahlavi, membiarkan jilbab menjadi pilihan.

Pahlavi mengatakan bahwa masyarakat Iran sekarang telah meninggalkan jauh dari hari-hari "chauvinisme laki-laki" dan bahwa pilihan perempuan harus dihormati.

"Perempuan boleh memutuskan untuk memakai atau tidak memakai jilbab. Namun, itu harus menjadi pilihan, pilihan bebas, tidak dipaksakan karena alasan ideologis atau agama," kata dia.

Baca juga: UPDATE Demo Iran: Putri Mantan Presiden Rafsanjani Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com