Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Rambut Tak Bisa Disisir, Bayi di Inggris Dijuluki Albert Einstein Kecil

Kompas.com - 26/07/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NDTV

LONDON, KOMPAS.com - Seorang balita di Inggris dibandingkan dengan Albert Einstein dan Boris Johnson karena rambut pirangnya yang berantakan.

Dilansir dari NDTV, Layla Davis yang berusia 18 bulan lahir dengan sindrom rambut tidak dapat disisir (UHS).

Ini menyebabkan rambut kering dan keriting yang tidak dapat diratakan.

Baca juga: Saat Rudal Rusia Tewaskan Liza, Balita 4 Tahun Pengidap Down Syndrome yang Akan Pergi ke Terapis…

Dia secara resmi didiagnosis awal bulan ini. Davis tinggal bersama keluarganya di Great Blakenham, Suffolk.

Ibu Davis Charlotte dan ayah Kevin mengatakan kepada media lokal bahwa mereka telah mencoba mengeringkan dan mengondisikan rambutnya, tetapi tidak berhasil.

"Dia berbulu sejak dia berusia sekitar satu tahun dan setelah itu mulai tumbuh lebih banyak ke luar," kata Charlotte (28) kepada Metro.

"Saya pikir saya menyangkal dan terus mengatakan bahwa rambut itu akan menjadi datar," tambahnya.

Baca juga: Balita Ditemukan Sendirian setelah Penembakan Massal pada Hari Kemerdekaan AS, Orang Tuanya Ternyata Jadi Korban Tewas

Para ilmuwan mengatakan bahwa hanya ada 100 kasus UHS di seluruh dunia.

"Saya sangat bangga mendapatkan diagnosis karena sangat langka. Sebagian alasan saya menunda tesnya adalah karena hanya ada 100 orang di dunia dan kemungkinannya sangat kecil," kata Charlotte.

Apa itu sindrom rambut tidak dapat disisir?

Menurut Genetic and Rare Diseases Information Centre (GARD) Pemerintah AS, UHS adalah kelainan langka pada batang rambut di kulit kepala.

Biasanya ditandai dengan rambut pirang keperakan atau warna jerami yang tidak teratur, menonjol dari kulit kepala, dan tidak bisa disisir rata.

Baca juga: Balita Tewas Jatuh dari Lantai 29, Sempat Terdengar Suara Orang Bertengkar

Menurut penemuan, sindrom ini disebabkan oleh perubahan genetik pada gen PADI3, TGM3, dan TCHH, kata artikel di GARD.

Kondisi ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1973.

Meskipun tidak ada obatnya, sindrom ini biasanya membaik atau hilang sama sekali sekitar awal pubertas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com