Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oasis di Maroko Menyusut karena Perubahan Iklim

Kompas.com - 22/07/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

RABAT, KOMPAS.com - Kemarau yang lebih intens dan sering membuat pohon-pohon palem mengering membuat sejumlah oasis di Maroko ditinggalkan penduduknya. Para pakar menuding perubahan iklim sebagai penyebabnya.

Skoura di kawasan selatan pegunungan High Atlas adalah salah satu dari sedikit oasis pohon palem yang masih dihuni di Maroko. Dengan luas lebih dari 25 kilometer persegi, sekitar 20.000 orang tinggal di antara hampir 140.000 pohon palem di sana.

Didirikan pada abad ke-12 selama kekuasaan Dinasti Almohad di kerajaan Muslim Berber Afrika Utara, oasis itu dihuni oleh suku Berber Haskouren. Tak heran bila kemudian oasis itu diberi nama Skoura.

Baca juga: Perang Rusia Vs Ukiraina Alihkan Fokus Global Atasi Perubahan Iklim

Daerah terpencil namun subur di tengah gurun itu tentu saja memiliki pohon-pohon lain, seperti kurma, zaitun, dan almon. Penduduk di sana hidup bergantung pada tanaman-tanaman yang hidup di sana, terutama kurma.

Namun akhir-akhir ini mereka luar biasa resah. Menurut mereka, perubahan iklim telah menyebabkan sebagian besar pohon palem mengering dan mati, dan tanahnya retak-retak karena sangat kekurangan air.

Seorang pria mengendarai truk beroda tiga yang sarat dengan rumput kering di oasis Skoura Maroko, 27 Januari 2020.FADEL SENNA/AFP via VOA INDONESIA Seorang pria mengendarai truk beroda tiga yang sarat dengan rumput kering di oasis Skoura Maroko, 27 Januari 2020.

Mustapha Laissate, ketua organisasi pertanian Asosiasi Karpet Hijau di Rabat, mengatakan, "Dewasa ini, kita melihat dampak besar perubahan iklim di oasis Skoura. Kelangkaan air telah menyebabkan penyusutan kawasan hijau di wilayah tersebut. Jumlah pohon palem, pohon zaitun, pohon pacar (henna) berkurang. Itu semua di luar produk-produk yang memiliki kaitan ekonomi erat dengan kawasan ini. Padahal, semua produk ini ditujukan untuk ekspor, baik ke Maroko Utara maupun negara-negara tetangga."

Baca juga: Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, AS Gandeng Perusahaan Indonesia Dorong Praktik Bisnis Berkelanjutan

Laissate mengatakan, Skoura dulunya terkenal sebagai produsen apel, zaitun, dan almon. Para pedagang sering datang ke sana untuk membeli dan menjualnya kembali. Kini, karena kurangnya suplai air, ekspor mereka menyusut signifikan.

Sebagian besar oasis di Maroko mendapat suplai air dari Khattara, sistem irigasi kanal bawah tanah yang memungkinkan untuk mengalirkan air tanah dan membawanya ke perkebunan berkat gravitasi.

Skoura telah menggunakan sistem irigasi Khattara sejak 1980, tetapi sebagian besar air tanah kini juga telah mengering. Mustapha Mafhoume, serang petani di Skoura terpaksa menggali sumur untuk mendapatkan air. Untuk mendapatkan air, mereka terpaksa menggali hingga kedalaman 40 meter.

Baca juga: Berusaha Blokir Jaringan Minyak, Aktivis Perubahan Iklim Masuk Terowongan Tempatkan Diri dalam Bahaya

Seorang pria berjalan di atas saluran irigasi kering di oasis Maroko di Skoura, 27 Januari 2020.FADEL SENNA/AFP via VOA INDONESIA Seorang pria berjalan di atas saluran irigasi kering di oasis Maroko di Skoura, 27 Januari 2020.

“Dulu sumber airnya adalah sistem Khattara. tetapi sekarang para petani terpaksa menggali sumur, dan itu pun tidak mudah. Saya sendiri telah mencoba beberapa kali menggali sumur untuk dapat menemukan air. Praktik ini sering menimbulkan masalah antara sesama petani. Kami sangat membutuhkan air. Kami ingin tetap di sini, tidak ingin pergi ke tempat lain,” jelasnya.

Kemarau telah mendorong banyak warga oasis, terutama orang-orang muda, hijrah ke kawasan-kawasan lain. Menurut Laissate, ini semakin menyulitkan usaha rehabilitasi oasis. Mereka kekurangan tenaga untuk memperluas kawasan hijau.

Menurut data resmi pemerintah, Maroko dulunya memiliki sekitar 14 juta pohon palem dan telah kehilangan dua pertiganya selama satu abad terakhir. Oasis menutupi sekitar 15 persen wilayah Maroko.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Oasis Maroko Menyusut Karena Perubahan Iklim.

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Great Barrier Reef Alami Pemutihan Karang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com