Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Sri Lanka Tolak Ranil Wickremesinghe jadi Presiden: Kami Akan Bertahan di Jalan!

Kompas.com - 20/07/2022, 21:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

KOLOMBO, KOMPAS.com - Anggota legislatif Sri Lanka pada Rabu (20/7/2022) memilih mantan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai presiden baru di negara Asia Selatan yang dilanda krisis itu.

Dia dipilih dalam langkah yang membuat marah pengunjuk rasa yang telah menuntutnya keluar dari jabatannya selama berminggu-minggu.

Dilansir CNN, Wickremesinghe, mantan perdana menteri dan sekutu utama mantan presiden Gotabaya Rajapaksa, memenangkan pemilihan parlemen setelah pendahulunya meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya protes atas krisis ekonomi.

Baca juga: Profil Ranil Wickremesinghe, Politisi Veteran yang Puluhan Tahun Incar Kursi Presiden Sri Lanka

Ia meraih 134 suara dari 223 suara.

Berbicara kepada parlemen tak lama setelah hasilnya, Wickremesing dia mengatakan sementara negara telah "dibagi pada garis partai".

"Waktunya telah datang untuk bekerja sama," ujarnya.

Awal bulan ini, pengunjuk rasa membakar kediaman pribadi Wickremesinghe dan menggulingkan istana kepresidenan dalam upaya putus asa untuk menggulingkan pemerintahan dan mengakhiri kekacauan yang menyelimuti Sri Lanka sejak Maret.

Para pengunjuk rasa tampaknya telah mencetak kemenangan ketika Rajapaksa melarikan diri dan Wickremesinghe, yang jadi perdana menteri pada saat itu, bersumpah untuk mengundurkan diri untuk membuat jalan bagi pemerintah persatuan.

Baca juga: Punya Presiden Baru, Bisakah Sri Lanka Pulih dari Keruntuhan Ekonomi?

Tapi terpilihnya Wickremesinghe akan mengobarkan situasi sekali lagi karena banyak pengunjuk rasa melihatnya sebagai sosok yang erat dengan rezim Rajapaksa.

Bahkan beberapa anggota partai politik Sri Lanka Podujana Peramuna mengatakan bahwa mereka tidak menyetujui dia mengambil pekerjaan utama.

Beberapa bahkan meneriakkan, "Ranil pulang!" dengan marah ketika hasilnya diumumkan.

Banyak pengunjuk rasa bersikeras inginkan perbaikan menyeluruh dan pemerintah harus memenuhi tuntutan mereka.

Berapa berjanji mereka akan tinggal di jalanan.

Baca juga: Ranil Wickremesinghe Jadi Presiden Sri Lanka, Aksi Protes Diprediksi Makin Menjadi

"Kami akan terus di jalan dan tidak menyerahkan Sekretariat Presiden. Kami sudah dikecewakan politisi selama 74 tahun," kata Dhaniz Ali kepada CNN.

"Bahkan jika mereka menembak kami akan ada orang lain yang akan melanjutkan protes."

Vrai Cally Balthazar, pengunjuk rasa lain, mengatakan bahwa Wickremesinghe "bukan presiden rakyat".

Baca juga: 3 Nama Masuk Nominasi Presiden Baru Sri Lanka, Siapa yang Terkuat?

"Kami tidak melihat Ranil (Wickremesinghe) berbeda dengan Rajapaksa, hanya perpanjangan dari dirinya, yang sangat banyak terlibat korupsi, nepotisme, rasisme dan juga melayani diri sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com