KOMPAS.com - Kabar mengenai potensi resesi Indonesia yang hanya 3 persen menjadi kabar yang paling banyak dibaca di kanal Global selama sepekan terakhir.
Sementara itu, drama politik Sri Lanka memasuki babak baru setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa akhirnya resmi mengundurkan diri setelah tiba di Singapura.
Berikut kami rangkumkan kabar dunia terpopuler selama sepekan dari Kompas.com edisi Senin (11/7/2022) hingga Minggu (17/7/2022).
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Shinzo Abe Meninggal Usai Ditembak | PM Inggris Boris Johnson Mundur
Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang disurvei Bloomberg mengenai ancaman resesi. Bloomberg menyebutkan, potensi resesi Indonesia hanya 3 persen.
Berdasarkan hasil survei Bloomberg, Indonesia masuk dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14.
Sri Lanka, yang mengalami ketidakstabilan ekonomi dan sosial baru-baru ini, menempati posisi pertama negara berpotensi resesi dengan presentase 85 persen.
Bagaimana kelanjutan beritanya? Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Indikator Ekonomi Baik, Risiko Resesi Indonesia Hanya 3 Persen
Krisis Sri Lanka yang membuat negara bangkrut, demo berjilid-jilid, hingga warga merangsek masuk istana presiden, jauh berbeda dibandingkan situasi sebelumnya.
Dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (6/7/2022), Sri Lanka dulu adalah negara yang cukup kaya.
Sri Lanka dulunya negara berpenghasilan menengah, PDB per kepala sebanding dengan Filipina dan membuat iri India, negara tetangga di Asia Selatan.
Anda bisa menyimak berita ini selengkapnya di sini.
Baca juga: Dulu, Ketika Sri Lanka Belum Bangkrut dan Cukup Kaya...
Gereja Unifikasi mengonfirmasi bahwa ibu dari Tetsuya Yamagami penembak Shinzo Abe mantan PM Jepang adalah anggotanya.
Menurut keterangan polisi, Tetsuya Yamagami diduga menembak Shinzo Abe karena dia yakin mantan PM Jepang itu terkait dengan kelompok tertentu, tetapi tidak menyebutkan nama organisasinya.
Media-media lokal melaporkan, kelompok itu bergerak di bidang keagamaan dan Tetsuya Yamagami membencinya karena sumbangan besar yang diberikan ibunya membuat keluarga kesulitan keuangan.
Baca selengkapnya di sini.