JENEWA, KOMPAS.com - Dewan Keamanan PBB memberikan suara bulat untuk melarang beberapa penjualan senjata ke Haiti, yang diguncang kekerasan geng mematikan.
Resolusi tersebut menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk melarang penjualan senjata kecil, senjata ringan, dan amunisi kepada apa yang disebutnya sebagai "aktor non-negara".
Baca juga: Ribuan Orang Terperangkap dalam Pertempuran Geng Memperebutkan Kendali Ibu Kota Haiti
Sejak pekan lalu, 89 orang tewas di wilayah ibu kota Port-au-Prince saja. Badan-badan bantuan mengatakan banyak daerah sekarang berbahaya untuk diakses.
Pada Sabtu (17/7/2022), PBB mengatakan 234 orang tewas atau terluka oleh kekerasan geng dari 8-12 Juli.
"Sebagian besar korban tidak terlibat langsung dalam geng dan menjadi sasaran langsung oleh elemen geng," kata juru bicara PBB Jeremy Laurence sebagaimana dilansir BBC.
Dia menambahkan bahwa kantornya juga telah menerima laporan kekerasan seksual.
Resolusi PBB untuk melarang penjualan senjata ini diadopsi pada Jumat (15/7/2022), setelah diusulkan oleh Meksiko dan Amerika Serikat (AS).
Sementara proposal dari China untuk embargo penuh atas penjualan senjata ditolak.
Baca juga: Geng Terbesar di Haiti Culik Diplomat, Minta Tebusan Rp 7,25 Miliar
Sanksi atas pelanggaran dari resolusi ini yakni larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap para pemimpin geng Haiti maupun pelanggar hak asasi manusia.
Resolusi ini juga memperpanjang mandat misi politik khusus PBB ke Haiti untuk satu tahun lagi.
Kekerasan geng di negara termiskin di belahan bumi Barat itu telah meningkat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise oleh tentara bayaran setahun yang lalu.
Dalam beberapa hari terakhir, ratusan pengunjuk rasa membakar ban dan memblokir jalan menuntut tindakan segera untuk memulihkan pasokan bensin.
Terminal bahan bakar utama Haiti telah menghentikan operasi selama gelombang kekerasan geng yang parah pekan lalu.
Terminal Varreux, yang berada di daerah kumuh Cite Soleil, menjadi tempat pertempuran antara dua geng yang bersaing, Penutupannya telah menyebabkan kekurangan bahan bakar di wilayah tersebut.
Kerusuhan bersama dengan kemiskinan di negara itu membuat banyak warga Haiti mengungsi ke Republik Dominika dan AS.
Baca juga: Banjir Haiti Tewaskan Sedikitnya 4 Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.