COLOMBO, KOMPAS.com - Demo Sri Lanka sudah berlangsung selama 100 hari pada Minggu (17/7/2022). Fokus massa kini beralih menuntut Plt Presiden Ranil Wickremesinghe mundur, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur lalu melayangkan surat pengunduran diri ketika di Singapura.
Krisis Sri Lanka bangkrut dituding akibat salah urus perekonomian oleh pemerintah, sehingga 22 juta orang mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sejak akhir tahun lalu.
Demo Sri Lanka kemudian digelar untuk menggulingkan Gotabaya Rajapaksa. Penggalangan massa dilakukan melalui Facebook, Twitter, dan TikTok.
Baca juga: Isi Surat Pengunduran Diri Presiden Sri Lanka, Alasan Cegah Krisis Ekonomi
Tanpa memedulikan perbedaan etnis, minoritas Tamil dan Muslim bergabung dengan warga mayoritas Sinhala menuntut penggulingan trah Rajapaksa yang dulu kuat di Sri Lanka.
Demo Sri Lanka mulanya berlangsung selama dua hari sejak 9 April. Kala itu puluhan ribu orang berkemah di depan kantor presiden, dan jumlah tersebut melebihi perkiraan penyelenggara.
Kini, setelah mundurnya Gotabaya Rajapaksa, fokus para pengunjuk ras beralih untuk menuntut mundur Ranil Wickremesinghe yang menjabat pelaksana tugas atau Plt Presiden Sri Lanka.
"Sudah 100 hari sejak dimulainya (demo Sri Lanka)," kata Prasad Welikumbura di Twitter. Dia adalah aktivis media sosial dan pendukung demonstrasi.
"Tapi, itu masih jauh dari perubahan konkrit dalam sistem. #GoHomeRanil, #NotMyPresident," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP.
Ini adalah masa jabatan keenam Ranil Wickremesinghe. Dia sebelumnya adalah anggota parlemen oposisi yang mewakili partai dengan hanya satu kursi di parlemen.
Baca juga:
Namun, langkah itu tidak banyak meredakan amarah massa demo Sri Lanka menyerbu Istana Kepresidenan Rajapaksa yang berusia 200 tahun, mereka juga membakar rumah pribadi Wickremesinghe.
Sekarang, partai SLPP yang dipimpin Rajapaksa mendukung Wickremesinghe dalam pemungutan suara yang dijadwalkan pada Rabu (20/7/2022).
Juru bicara pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP, "Kami sekarang sedang berdiskusi dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam Aragalaya (perjuangan) untuk mengubah kampanye melawan Ranil Wickremesinghe."
Jumlah orang di lokasi demo Sri Lanka berkurang sejak Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, dan para demonstran telah mengosongkan tiga gedung utama negara yang mereka tempati yaitu istana presiden berusia 200 tahun, kediaman resmi Pohon Kuil Perdana Menteri, dan kantornya.
Baca juga: Pengunduran Diri Presiden Sri Lanka Resmi Diterima, Siapa Penggantinya?
Wickremesinghe memerintahkan militer dan polisi melakukan apa pun untuk memastikan ketertiban di demo Sri Lanka. Pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan, pasukan tambahan dan polisi akan dikerahkan ke ibu kota pada Senin (18/7/2022) untuk meningkatkan keamanan di sekitar parlemen menjelang pemungutan suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.