Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Sri Lanka Masuki Hari Ke-100, Etnis Minoritas Gabung Warga Mayoritas Tuntut Pemerintah

Kompas.com - 18/07/2022, 12:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Demo Sri Lanka sudah berlangsung selama 100 hari pada Minggu (17/7/2022). Fokus massa kini beralih menuntut Plt Presiden Ranil Wickremesinghe mundur, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur lalu melayangkan surat pengunduran diri ketika di Singapura.

Krisis Sri Lanka bangkrut dituding akibat salah urus perekonomian oleh pemerintah, sehingga 22 juta orang mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan sejak akhir tahun lalu.

Demo Sri Lanka kemudian digelar untuk menggulingkan Gotabaya Rajapaksa. Penggalangan massa dilakukan melalui Facebook, Twitter, dan TikTok.

Baca juga: Isi Surat Pengunduran Diri Presiden Sri Lanka, Alasan Cegah Krisis Ekonomi

Tanpa memedulikan perbedaan etnis, minoritas Tamil dan Muslim bergabung dengan warga mayoritas Sinhala menuntut penggulingan trah Rajapaksa yang dulu kuat di Sri Lanka.

Demo Sri Lanka mulanya berlangsung selama dua hari sejak 9 April. Kala itu puluhan ribu orang berkemah di depan kantor presiden, dan jumlah tersebut melebihi perkiraan penyelenggara.

Kini, setelah mundurnya Gotabaya Rajapaksa, fokus para pengunjuk ras beralih untuk menuntut mundur Ranil Wickremesinghe yang menjabat pelaksana tugas atau Plt Presiden Sri Lanka.

"Sudah 100 hari sejak dimulainya (demo Sri Lanka)," kata Prasad Welikumbura di Twitter. Dia adalah aktivis media sosial dan pendukung demonstrasi.

"Tapi, itu masih jauh dari perubahan konkrit dalam sistem. #GoHomeRanil, #NotMyPresident," lanjutnya dikutip dari kantor berita AFP.

Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba di kuil Buddha di Colombo, Sri Lanka, Kamis (12/5/2022). Wickremesinghe dilantik sebagai Plt Presiden pada Jumat (15/7/2022) setelah Gotabaya Rajapaksa presiden Sri Lanka mundur.AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tiba di kuil Buddha di Colombo, Sri Lanka, Kamis (12/5/2022). Wickremesinghe dilantik sebagai Plt Presiden pada Jumat (15/7/2022) setelah Gotabaya Rajapaksa presiden Sri Lanka mundur.
Kakak laki-laki Gotabaya Rajapaksa yaitu Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei dan menunjuk Wickremesinghe untuk menggantikannya.

Ini adalah masa jabatan keenam Ranil Wickremesinghe. Dia sebelumnya adalah anggota parlemen oposisi yang mewakili partai dengan hanya satu kursi di parlemen.

Baca juga:

Namun, langkah itu tidak banyak meredakan amarah massa demo Sri Lanka menyerbu Istana Kepresidenan Rajapaksa yang berusia 200 tahun, mereka juga membakar rumah pribadi Wickremesinghe.

Sekarang, partai SLPP yang dipimpin Rajapaksa mendukung Wickremesinghe dalam pemungutan suara yang dijadwalkan pada Rabu (20/7/2022).

Juru bicara pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP, "Kami sekarang sedang berdiskusi dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam Aragalaya (perjuangan) untuk mengubah kampanye melawan Ranil Wickremesinghe."

Jumlah orang di lokasi demo Sri Lanka berkurang sejak Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, dan para demonstran telah mengosongkan tiga gedung utama negara yang mereka tempati yaitu istana presiden berusia 200 tahun, kediaman resmi Pohon Kuil Perdana Menteri, dan kantornya.

Baca juga: Pengunduran Diri Presiden Sri Lanka Resmi Diterima, Siapa Penggantinya?

Wickremesinghe memerintahkan militer dan polisi melakukan apa pun untuk memastikan ketertiban di demo Sri Lanka. Pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan, pasukan tambahan dan polisi akan dikerahkan ke ibu kota pada Senin (18/7/2022) untuk meningkatkan keamanan di sekitar parlemen menjelang pemungutan suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com