Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Pangkas 60 Persen Gas Melalui Pipa Nord Stream, Jerman Desak Warga Kurangi Penggunaan Energi

Kompas.com - 18/06/2022, 22:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

DUBLIN, KOMPAS.com - Warga Jerman diberitahu untuk menggunakan lebih sedikit energi setelah Rusia memotong pasokan gas melalui pipa utama Nord Stream sebesar 60 persen karena 'masalah teknis' menurut laporan Daily Mail pada Jumat (17/6/2022)

Gazprom milik negara mengumumkan pada Selasa (14/6/2022) bahwa mereka memotong aliran gas melalui pipa bawah laut Nord Stream 1 ke Jerman sebesar 40 persen.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-114 Serangan Rusia ke Ukraina, UE Beri Restu Keanggotaan Ukraina, Rusia Pangkas Pasokan Gas ke Eropa Barat

Tapi sehari kemudian, perusahaan energi e itu mengumumkan pemotongan lebih lanjut yang membuat pengurangan keseluruhan gas Rusia ke Jerman menjadi sekitar 60 persen.

Perusahaan dalam kedua kasus itu mengutip masalah teknis.

Gazprom mengeklaim bahwa sanksi atas serangan Rusia ke Ukraina dari Kanada yang mencegah mitra Jerman Siemens Energy mengirimkan peralatan yang telah dikirim untuk perbaikan.

Pemerintah Jerman menolak alasan itu, mengatakan bahwa pemeliharaan seharusnya tidak menjadi masalah sampai musim gugur dan keputusan Rusia adalah langkah politik untuk menabur ketidakpastian dan menaikkan harga.

Presiden Rusia Vladimir Putin “melakukan apa yang ditakuti sejak awal: Dia mengurangi volume gas, tidak dalam sekali jalan tetapi selangkah demi selangkah,” kata Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck dalam sebuah video yang diunggah oleh kementeriannya di Twitter pada Rabu malam (15/6/2022).

Dia merujuk pada langkah Rusia sebelumnya untuk memotong pasokan ke Bulgaria, Denmark dan negara Eropa lainnya.

Baca juga: Berusaha Lepas Ketergantungan dari Rusia, Uni Eropa Teken Kesepakatan Gas dengan Israel dan Mesir

Pengurangan aliran gas Rusia ini terjadi ketika Jerman dan seluruh Eropa mencoba mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi Rusia.

Jerman, yang memiliki ekonomi terbesar di Eropa, mendapatkan sekitar 35 persen gasnya untuk industri listrik dan menghasilkan listrik dari Rusia.

Berita pengurangan pasokan gas Rusia membuat harga gas alam jangka pendek melambung di Eropa. Harga spot bulan depan naik 13 persen pada Kamis (16/6/2022) menjadi 139,10 euro (Rp 2 jutaan) per kilowatt hour, naik 40 persen sejak Senin (13/6/2022).

Habeck, yang juga menteri ekonomi, sudah meluncurkan kampanye bagi masyarakat untuk menghemat energi pekan lalu.

Setelah pengumuman Gazprom, dia menyampaikan pesan dalam video Rabu (15/6/2022) malam.

“Gas akan datang ke Eropa - kami tidak memiliki masalah pasokan, tetapi volume gas harus diperoleh di pasar dan itu akan menjadi lebih mahal,” kata Habeck.

Dia mengatakan pemerintah siap, dan mencatat bahwa mereka telah memberlakukan undang-undang yang mengharuskan penyimpanan gas diisi.

Baca juga: Rusia Pangkas Kiriman Gas ke Eropa, Klaim Sanksi Kanada Hambat Perbaikan Alat

Dia memuji kesediaan warga Jerman dan sektor bisnis untuk menghemat energi dan menyimpan gas.

“Sekarang adalah waktu untuk melakukannya,” katanya.

“Setiap kilowatt per jam membantu dalam situasi ini. Ini adalah situasi yang serius, tetapi bukan situasi yang membahayakan keamanan pasokan di Jerman.”

Kepala regulator energi Bundesnetzagentur Jerman pada Selasa (14/6/2022) memperingatkan langkah Gazprom untuk memotong pasokan adalah sinyal peringatan yang dapat menyebabkan masalah bagi negara terbesar Eropa di musim dingin.

"Ini akan memperburuk situasi kami secara signifikan," kata kepala regulator Klaus Mueller kepada harian Rheinische Post.

“Kita mungkin bisa melewati musim panas karena penggunaan sistem pemanasan tak diperlukan. Tetapi sangat penting bahwa kami mengisi fasilitas penyimpanan untuk melewati musim dingin,” katanya.

Baca juga: Putin: Sanksi terhadap Rusia Gila dan Sembrono

Ditanya apakah dia takut bahwa Rusia serius tentang pembekuan pasokan gas, Mueller mengatakan: "Sejauh ini logika Rusia adalah ingin terus menjual gas ke Jerman. Tapi kita tidak bisa mengesampingkan apa pun.”

Ketika Jerman mencoba mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia, Jerman mempercepat rencana terminal gas alam cair (LNG), dan Mueller mengatakan dia akan menyambut terminal terapung di Lubmin, di Laut Baltik.

“Terminal terapung di Lubmin sedang dilihat, ada pembicaraan saat ini,” kata
Mueller.

Lebih lanjut kata dia, Laut Baltik, serta Laut Utara, sedang dipertimbangkan untuk memastikan pasokan kapasitas energi yang cukup di Jerman selatan dengan gas dari pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com