Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Embargo Minyak Rusia oleh Uni Eropa Sama Saja Bunuh Diri

Kompas.com - 18/05/2022, 14:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (17/5/2022) mengatakan, negara-negara Eropa tidak akan dapat memberlakukan larangan impor minyak Rusia.

Pernyataan itu muncul ketika Uni Eropa pada pekan ini gagal untuk menegosiasikan usulan embargo terhadap minyak Rusia setelah sekelompok kecil negara anggota terus menentang rencana tersebut.

Embargo yang diusulkan merupakan bagian dari tindakan yang lebih luas oleh Barat terhadap Moskwa atas invasinya ke Kyiv.

Baca juga: Diboikot Negara Barat, Ekspor Minyak Rusia ke India Melonjak, Naik Jadi Pemasok Terbesar Keempat

"Jelas, beberapa negara Uni Eropa, yang keseimbangan energinya berbagi peranan yang cukup tinggi dengan hidrokarbon Rusia, tidak akan dapat melakukan ini untuk waktu yang lama, untuk menyingkirkan minyak kita," kata Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

Putin mengatakan, Eropa akan melihat harga energi dan inflasi yang lebih tinggi sebagai akibat dari usulan embargo minyak Rusia.

"Tentu saja, bunuh diri ekonomi seperti itu adalah urusan domestik negara-negara Eropa," katanya.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah memberlakukan embargo minyak, meski diketahui kedua negara tersebut adalah pengekspor minyak, sehingga langkah ini lebih mudah diambil.

Putin mengakui bahwa pasar minyak Rusia telah dilanda "perubahan tektonik" di tengah sanksi akibat invasi ke Ukraina, dia menambahkan bahwa Moskwa akan membantu produsen minyak dalam negeri, termasuk memfasilitasi akses ke pinjaman dan asuransi.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-79 Serangan Rusia ke Ukraina, Kilang Minyak Diserang Pasukan Moskwa, Su-27 Ditembak Jatuh

Mengapa Uni Eropa tidak mengembargo minyak Rusia?

Pada Senin (16/5/2022), menteri luar negeri dari 27 anggota Uni Eropa berkumpul untuk membahas larangan impor minyak Rusia untuk dimasukkan sebagai bagian dari sanksi keenam terhadap Moskwa.

Anggota Uni Eropa harus mencapai konsensus untuk menerapkan sanksi, tetapi sekelompok negara, yang dipimpin oleh Hungaria, menentang tindakan tersebut.

Uni Eropa telah menawarkan Hungaria, Republik Ceko, dan Slovakia lebih banyak waktu untuk perlahan lepas dari ketergantungan mereka pada minyak Rusia.

Namun, Budapest belum setuju, dengan pemerintahnya mengatakan 800 juta euro (Rp 12,17 triliun) dana Uni Eropa diperlukan untuk melengkapi kembali fasilitas kilang dan meningkatkan kapasitas pipa ke Kroasia.

Hungaria juga berusaha agar tidak disertakan dari embargo yang diusulkan, setidaknya selama empat tahun.

Baca juga: Jepang Akui Tak Sanggup jika Langsung Embargo Minyak Rusia

Di mana posisi Jerman?

Berlin awalnya menentang embargo minyak dengan alasan ketergantungannya yang besar pada energi Rusia.

Namun, belum lama ini Jerman mengubah pendiriannya, dengan mengatakan akan setuju jika sekutu Barat melakukannya dan mencoba membantu untuk mengaktifkannya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Selasa (17/5/2022), memperingatkan terkait perpecahan di antara negara-negara Uni Eropa.

"Kesatuan kami sebagai Uni Eropa telah menjadi kekuatan kami sejauh ini," katanya, dengan banyak pengamat terkejut dengan kemudahan yang diberikan oleh 27 anggota Uni Eropa untuk mendukung beberapa sanksi ekonomi paling keras yang pernah diberikan dalam ekonomi modern.

Namun, Baerbock juga menyatakan pemahamannya untuk beberapa negara anggota Uni Eropa yang memiliki masalah dalam melepaskan diri dari ketergantungan terhadap energi Rusia, dengan mengatakan bahwa semua sudut pandang yang berbeda harus direkonsiliasi.

"Tidak ada jalan keluar di mana satu solusi cocok untuk semua," katanya.

Baca juga: India Kalang Kabut Setelah Indonesia Hentikan Ekspor Minyak Goreng dan Perang Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com