Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru Penyelidikan Kerusuhan Capitol: Penyerbuan Merupakan Upaya Kudeta

Kompas.com - 10/06/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Komite DPR AS yang dibentuk untuk menyelidiki penyerbuan Capitol Hill pada 6 Januari 2021 merilis materi video dan audio baru dalam dengar pendapat publik pada Kamis (9/6/2022).

Komite tersebut menyebut bahwa penyerbuan Capitol Hill yang dilakukan massa pendukung mantan Presiden AS Donald Trump tersebut merupakan upaya kudeta.

Massa yang menyerbu Gedung Capitol berupaya untuk membalikkan kekalahan Trump dalam pemilu AS 2020, sebagaimana dilansir DW.

Baca juga: Donald Trump Sebut Serangan ke Gedung Capitol sebagai Hoaks

Ketua komite Bennie Thompson, dari Partai Demokrat, mengatakan bahwa demokrasi masih dalam bahaya dari konspirasi yang menghasut kerusuhan.

Di sisi lain, anggota DPR AS dari Partai Republik Liz Cheney mengatakan, Trump adalah penyulut serangan itu.

Dia menyajikan rekaman mantan Jaksa Agung Bill Barr, yang menolak klaim Trump tentang kecurangan pemilu.

Baca juga: Di Balik Evakuasi Mendadak Gedung Capitol AS, Tak Ada Ancaman, Murni Ketakutan

Komite juga merilis audio dari Jenderal Mark Milley, yang bersaksi bahwa mantan Wakil Presiden AS Mike Pence-lah yang mengirim militer dan garda nasional untuk memadamkan kerusuhan, bukan Trump.

Kepala staf Pence mengatakan kepada komite bahwa loyalitas mantan wakil presiden adalah pada konstitusi, bukan Trump.

Komite menyajikan rekaman baru dari kerusuhan tersebut, menunjukkan orang-orang bergegas keluar dari kantor Pemimpin Minoritas DPR AS Kevin McCarthy.

Baca juga: Gedung Capitol AS Evakuasi Mendadak karena Peringatan Ancaman Pesawat, Senat Marah-marah

Kesaksian

Seorang petugas polisi yang diserang selama kerusuhan di Capitol Hill, Caroline Edwards, membagikan kesaksiannya.

Dia mengaku bermandikan darah, keringat, dan air mata untuk mempertahankan gedung dari para perusuh.

Dia juga mengaku bahwa dia dihina pada hari-hari setelah penyerbuan Capitol Hill.

Pembuat film dokumenter, Nick Quested, yang melacak gerakan kelompok Proud Boys pada hari itu, juga bersaksi.

Baca juga: Anggota Proud Boys Mengaku Bersalah atas Konspirasi untuk Menyerang Gedung Capitol AS

Dia terkejut dengan jumlah massa yang datang, kemarahan, kata-kata kotor yang keluar.

Komite juga merilis bukti baru yang menghubungkan upaya Trump untuk membatalkan pemilihan 2020 dengan kerusuhan itu.

Trump, yang kalah dari Joe Biden dalam pemilu AS 2020, secara salah mengeklaim pemilihan itu dinodai oleh kecurangan.

Trump juga telah mencemooh penyelidikan itu dan menyebutnya sebagai perburuan penyihir.

Baca juga: Terungkap, Trump Gelar Pertemuan Rahasia Sebelum Kerusuhan Capitol

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com