Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Capitol AS Evakuasi Mendadak karena Peringatan Ancaman Pesawat, Senat Marah-marah

Kompas.com - 21/04/2022, 09:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) sempat melakukan evakuasi mendadak pada Rabu (20/4/2022), setelah pihak berwenang membunyikan alarm peringatan ancaman pesawat, yang ternyata hanya aksi parasut tidak berbahaya dari militernya sendiri.

Peringatan yang salah berujung kepanikan di gedung parlemen AS itu memicu kemarahan pemimpin parlemen Nancy Pelosi, yang mengkritik pejabat penerbangan atas kegagalan yang "tidak dapat dimaafkan".

Baca juga: Anggota Proud Boys Mengaku Bersalah atas Konspirasi untuk Menyerang Gedung Capitol AS

Polisi yang bertugas melindungi kompleks di jantung pemerintah AS di Washington DC mengeluarkan pernyataan awal tak lama setelah 18:30 waktu setempat (Kamis 21 April 05.00 WIB). Isinya memerintahkan evakuasi karena mereka "melacak sebuah pesawat yang kemungkinan menimbulkan ancaman."

Mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Tapi ternyata peringatan yang memicu krisis mini di parlemen itu dipicu oleh aksi parasut yang sudah direncanakan sebelumnya di Nationals Stadium di dekatnya.

Berita itu menjadi headline utama dalam beberapa menit di Amerika Serikat, di mana kenangan serangan 11 September 2001, ketika AlQaeda menerbangkan jet penumpang ke World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington, dan kenangan penyerbuan Capitol oleh pengunjuk rasa 6 Januari 2021.

Baca juga: Terungkap, Trump Gelar Pertemuan Rahasia Sebelum Kerusuhan Capitol

Polisi Capitol AS dengan cepat mengeluarkan pernyataan kedua yang mengatakan perintah evakuasi diberikan "karena (pihaknya) sangat berhati-hati".

“Sekarang ‘tidak ada ancaman’ terhadap kompleks itu dan bahwa bangunan telah dibuka kembali untuk digunakan,” kata pernyataan klarifikasi selanjutnya.

Baik Dewan Perwakilan Rakyat AS maupun Senat, kamar-kamar Kongres yang berlokasi di Capitol, tidak sedang bersidang pada saat ketakutan itu terjadi.

Namun insiden itu membuat marah Ketua DPR Pelosi, yang mengeluarkan pernyataan pedas segera setelah perintah evakuasi dicabut. Dia mengecam Administrasi Penerbangan Federal atas kesalahpahaman yang tampak.

"Kegagalan nyata FAA untuk memberi tahu polisi Capitol tentang rencana aksi parasut itu keterlaluan dan tidak bisa dimaafkan," kata Pelosi sebagaimana dilansir AFP.

Menurutnya, kepanikan yang tidak perlu telah terjadi akibat kelalaian yang nyata dan sangat berbahaya itu. Terlebih anggota Parlemen AS masih menghadapi trauma dari serangan 6 Januari di Capitol.

Baca juga: Acara Komedi AS Pasang Plakat Ejekan untuk Trump Terkait Insiden Capitol

“Kongres akan meninjau apa yang sebenarnya salah hari ini dan siapa di Administrasi Penerbangan Federal, yang akan bertanggung jawab atas kesalahan yang keterlaluan dan menakutkan ini," tambahnya

Tidak ada penjelasan langsung untuk perintah itu, tetapi pernyataan Pelosi keluar setelah pertunjukan parasut dilakukan di Nationals Stadium, yang merupakan bagian dari pertunjukan pra-pertandingan bisbol untuk "Malam Apresiasi Militer".

Gedung Capitol AS sempat dievakuasi pada Rabu, 20 April 2022 setelah polisi mengatakan mereka melacak sebuah pesawat yang menimbulkan kemungkinan ancaman, tetapi pesawat itu ternyata adalah pesawat militer dengan orang-orang yang terjun payung untuk demonstrasi militernya sendiri.AP PHOTO/ALEX BRANDON Gedung Capitol AS sempat dievakuasi pada Rabu, 20 April 2022 setelah polisi mengatakan mereka melacak sebuah pesawat yang menimbulkan kemungkinan ancaman, tetapi pesawat itu ternyata adalah pesawat militer dengan orang-orang yang terjun payung untuk demonstrasi militernya sendiri.

15 menit yang sangat menegangkan

Koresponden NBC Capitol Hill, Garrett Haake, dalam kicauannya memastikan saja melihat beberapa orang terjun payung di atas/dekat US Capitol, ketika perintah evakuasi diaktifkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com