Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Proud Boys Mengaku Bersalah atas Konspirasi untuk Menyerang Gedung Capitol AS

Kompas.com - 10/04/2022, 14:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang anggota kelompok konservatif Proud Boys mengaku bersalah karena berkonspirasi untuk menyerang Gedung Capitol AS, dalam upaya untuk menghentikan Kongres menyatakan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan 2020.

Charles Donohoe (34 tahun), mengaku bersalah pada Jumat (8/4/2022) di Pengadilan Distrik AS di Washington, atas tuduhan konspirasi dan penyerangan polisi Capitol.

Baca juga: Terungkap, Trump Gelar Pertemuan Rahasia Sebelum Kerusuhan Capitol

Sebagai bagian dari perjanjian dengan jaksa penuntut, dia diharuskan untuk bekerja sama dalam pengejaran dan penegakan hukum kepada anggota tingkat tinggi lainnya dari kelompok mereka.

Pria asal Carolina utara itu menghadapi tuntutan penjara hingga 28 tahun.

Namun, mengutip pedoman hukuman federal AS, menurut catatan jaksa dia diperkirakan akan menjalani enam atau tujuh tahun. Hakim, Timothy Kelly, tidak segera menetapkan tanggal hukuman.

Sementara itu, lima rekan terdakwa lainnya, termasuk anggota kelompok terkenal yakni Enrique Tarrio dan Dominic Pezzola. Mereka secara tentatif dijadwalkan menghadap pengadilan pada Mei.

Pada Desember, Matthew Greene dari New York menjadi anggota Proud Boys pertama yang mengakui peran dalam plot untuk menyerang Capitol, sebagai bagian dari kesepakatan dengan jaksa penuntut. Greene juga setuju untuk bekerja sama dengan pihak berwenang.

Baca juga: Acara Komedi AS Pasang Plakat Ejekan untuk Trump Terkait Insiden Capitol

Menurut jaksa penuntut, pada 6 Januari, Donohoe berada di antara setidaknya 100 Proud Boys yang menggelar unjuk rasa setelah reli "Save America" di dekat Gedung Putih ke Capitol, dengan harapan membatalkan sertifikasi Kongres Biden Trump atas Donald Trump.

Donohoe memiliki peringkat tinggi dalam grup konservatif itu. Pada hari-hari menjelang reli, dia, Tarrio dan lainnya menggunakan aplikasi olah pesan terenkripsi untuk membahas pengorganisasian kelompoknya yang akan menyerang Capitol.

Setelah tiba di gedung, Donohoe melemparkan dua botol air ke aparat dan mendorong melewati garis polisi yang mencoba menghentikan gerombolan, tulis jaksa dalam ringkasan kasus yang didukung Donohoe.

Donohoe mengambil gambar Pezzola yang memegang perisai anti huru hara di luar Capitol, membual dalam pesan kepada anggota milisi lain: "Punya perisai anti huru hara."

Kelompok itu berhasil menerobos masuk Gedung Capitol setelah Pezzola diduga memecahkan jendela, hingga mendorong Donohoe untuk mengirim pesan membual lainnya: "Kami menyerbu Capitol tanpa senjata dan mengambilnya tanpa senjata" karena "orang-orang ... tamat".

Baca juga: Misteri Tersangka Bom Pipa Sehari Sebelum Insiden Capitol, Siapa dan Apa Motifnya?

Laporan Senat Bipartisan menghubungkan tujuh kematian dengan kerusuhan Gedung Capitol, yang juga menghambat sertifikasi kemenangan Biden, karena anggota parlemen melarikan diri. Sekitar 140 petugas polisi terluka.

Pihak berwenang menuntut lebih dari 800 orang sehubungan dengan serangan itu, dengan satu kasus profil tinggi yang diajukan di Pengadilan Federal di Washington Menjamin pada Donohoe, Tarrio (yang tidak berada di Capitol pada 6 Januari) Pezzolo dan tiga anggota lainnya .

Donohoe telah ditahan di penjara federal sejak penangkapannya pada Maret tahun lalu. Tarrio, Pezzola, Ethan Nordean, Joseph BIGGS dan Zachary Rehl mengaku tidak bersalah dan untuk saat ini berniat pergi ke pengadilan, mulai 18 Mei.

Keenam terdakwa juga disebut dalam gugatan federal yang tertunda dari Distrik Columbia, yang menuntut kerusakan akibat Proud Boys, Oath Keepers, dan kelompok lainnya atas serangan Capitol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com