Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Gagal Buat Pakta Keamanan dengan 10 Negara Kepulauan Pasifik

Kompas.com - 30/05/2022, 15:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SUVA, KOMPAS.com - Pembicaraan antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan 10 negara Kepulauan Pasifik gagal mencapai kesepakatan mengenai pakta keamanan yang luas pada Senin (30/5/2022).

Kegagalan itu dikonfirmasi setelah peringatan tajam bahwa proposal tersebut akan mendorong kawasan Pasifik ke "orbit Beijing".

Baca juga: China dan Rusia Memveto Resolusi DK PBB untuk Korut, AS Mencak-mencak

Awalnya, sebuah pertemuan puncak virtual para pemimpin dan menteri luar negeri diharapkan akan membahas proposal untuk secara radikal meningkatkan keterlibatan China dalam keamanan, ekonomi dan politik .

Namun upaya itu tampaknya gagal setelah beberapa pemimpin regional justru menyuarakan keprihatinan yang mendalam.

"Seperti biasa, kami mengutamakan konsensus," kata co-host dan Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama setelah pertemuan, menunjukkan bahwa kesepakatan luas akan diperlukan sebelum menandatangani "perjanjian regional baru".

Wang berada di ibu kota Fiji, Suva sebagai bagian dari rangkaian diplomatik 10 hari, saat Beijing berdesak-desakan dengan Washington dan sekutunya mencari pengaruh di Pasifik yang secara strategis vital.

Menjelang kunjungannya, China mengusulkan sebuah pakta keamanan yang akan membuat Beijing melatih aparat di Pulau Pasifik, terlibat dalam keamanan siber, memperluas hubungan politik, melakukan pemetaan laut yang sensitif, dan mendapatkan akses yang lebih besar ke sumber daya alam di darat dan di air.

Untuk memikat negara-negara kawasan, Beijing menawarkan bantuan keuangan jutaan dollar, prospek perjanjian perdagangan bebas China-Kepulauan Pasifik, dan akses ke pasar China yang luas berpenduduk 1,4 miliar orang.

Baca juga: China Akan Gelar Latihan Militer Lagi di Laut China Selatan, Tutup Area 100 Km Persegi

China telah menempatkan dirinya di Pasifik Selatan sebagai "negara berkembang utama" yang berdiri bahu-membahu dengan negara-negara kecil dan menengah.

Sebelum pertemuan itu, Presiden China Xi Jinping mengirim pesan bahwa China akan menjadi "saudara yang baik" bagi kawasan itu, dan bahwa mereka memiliki "nasib yang sama", menurut penyiar CCTV negara.

Namun dalam sebuah surat kepada para pemimpin regional lainnya, Presiden Negara Federasi Mikronesia David Panuelo memperingatkan bahwa perjanjian yang diusulkan itu "tidak jujur"

Dia menilai itu dapat "memastikan pengaruh China dalam pemerintahan" dan memberikan "kontrol ekonomi" dari industri-industri utama.

Setelah pertemuan tertutup Senin (30/5/2022), Wang tidak mengutip dokumen "Visi Pembangunan Bersama" yang diusulkan secara langsung, tetapi mengatakan kedua belah pihak akan "terus melakukan diskusi dan konsultasi yang berkelanjutan dan mendalam untuk membentuk lebih banyak konsensus tentang kerja sama."

Dia menambahkan: "China akan merilis dokumen posisinya sendiri" yang menyoroti "posisi dan proposisi kami sendiri serta proposal kerja sama dengan negara-negara Kepulauan Pasifik".

Wang malah mengumumkan bahwa 10 negara Kepulauan Pasifik telah menyetujui nota kesepahaman tentang inisiatif infrastruktur "Belt and Road Initiative" China, dan mendesak mereka yang khawatir dengan niat Beijing untuk tidak "terlalu cemas dan jangan terlalu gugup".

Baca juga: Menlu China Telepon Menlu RI, Koordinasikan Keberhasilan KTT G20

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Global
Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com