Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Ukraina: Mengapa Donbass Jadi Target Minimum Invasi Rusia Saat Ini?

Kompas.com - 29/05/2022, 19:00 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

Tepat sebelum perang, Putin menyebut setiap jengkal dua wilayah timur itu sebagai wilayah yang merdeka dari Ukraina.

Jika dapat menaklukkan kedua wilayah besar tersebut, Putin akan mendapat semacam pencapaian dalam perang ini. Langkah selanjutnya adalah mencaplok Donbass, seperti yang dilakukan Rusia terhadap Crimea usai referendum 2014.

Pemimpin dukungan Rusia di Luhansk telah berbicara soal rencana referendum dalam "waktu dekat", meski rencana yang tidak konstitusional di zona perang itu tampaknya tidak masuk akal.

Baca juga: Ukraina Terima Kiriman Rudal Harpoon dan Meriam Howitzer dari Barat

Apa strategi Putin?

Pasukan Rusia berusaha mengepung tentara Ukraina di timur, bergerak dari utara, timur dan selatan.

"Ini adalah wilayah besar untuk dikendalikan. Menurut saya, kita tidak boleh meremehkan kompleksitas geografis ini," kata Tracey German, profesor bidang konflik dan keamanan di King's College London.

Setelah pertempuran selama berminggu-minggu, Rusia gagal merebut kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, di selatan perbatasan Rusia. Namun mereka akhirnya menguasai Izyum, sebuah kota strategis di ujung akses utama menuju kawasan timur yang dikuasai separatis.

"Jika Anda melihat apa yang Rusia lakukan di sekitar Izyum, itu mengikuti jalur utama jalan raya dan cara itu masuk akal, mengingat mereka memindahkan sebagian besar peralatan militer melalui jalan darat dan kereta api," kata German.

Kota-kota yang sekarang menjadi perhatian Rusia itu telah dilanda perang selama bertahun-tahun sejak kelompok pro-Rusia pertama kali merebut sebagian besar Donbass.

Target besar Rusia berikutnya di jalan M03 adalah Slovyansk, sebuah kota berpenduduk 125.000 orang. Kota ini direbut pasukan pro-Rusia pada 2014 sebelum akhirnya kembali dikuasai Ukraina.

Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serikat menilai, jika Ukraina mempertahankan Slovyansk, rencana Rusia merebut kedua wilayah di timur itu kemungkinan akan gagal.

Baca juga: Di Tengah Krisis, Sri Lanka Dapat Kiriman Minyak dari Rusia

Pasukan Rusia membombardir kota-kota yang lebih jauh ke timur di daerah Luhansk yang masih di bawah kendali Ukraina, termasuk Rubizhne, Lysychansk, Popasna, dan Severodonetsk.

Banyak rumah susun telah mereka hancurkan. Banyak warga sipil yang terbunuh di kediaman mereka.

Menguasai kota-kota ini jadi penting karena bisa membuat pasukan Rusia bergerak ke barat Ukraina, dan terhubung dengan pasukan yang berencana bergerak ke tenggara Izyum, demikian menurut ISW.

Ratusan penduduk diungsikan dari Luhansk menuju sejumlah kota, antara lain Severodonetsk.

Rusia tidak hanya mencoba mengendalikan jalur pasukan melalui jalan darat, tapi juga memblokir akses Ukraina ke rute kereta api dari barat.

Kereta api adalah transportasi paling efektif untuk mobilisasi pasukan Ukraina dan persenjataan berat. Ini juga rute tercepat bagi warga sipil untuk menyelamatkan diri.

Mengontrol bagian dari jaringan kereta api itu juga akan memungkinkan pasukan Rusia untuk memindahkan pasukan dan perbekalan mereka.

Ratusan penduduk diungsikan dari Luhansk menuju sejumlah kota, antara lain Severodonetsk.

SERHIY HAIDAI/LUHANSK OVA via BBC INDONESIA Ratusan penduduk diungsikan dari Luhansk menuju sejumlah kota, antara lain Severodonetsk.

Warga sipil di daerah itu kini tengah dievakuasi sebelum kedatangan pasukan Rusia.

"Selamatkan diri Anda dan keluarga Anda selagi masih bisa," kata pemimpin lokal, Serhiy Haidai, kepada penduduk saat bus dan kereta api menuju ke barat.

Haidai berkata, warga semakin sulit mendapatkan bus untuk mengevakuasi diri ke Rubizhne dan Popasna.

Kereta masih sempat berjalan dari Slovyansk pada Kamis (12/5/2022), tapi jalur telah dipotong ke Izyum di utara dan ke Mariupol dan Melitopol di selatan.

Baca juga: Rusia Konfirmasi Berhasil Rebut Kota Lyman di Ukraina Timur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com