Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Cacar Monyet Termasuk Tantangan Berat Dunia, Sebesar Apa Bahayanya?

Kompas.com - 23/05/2022, 22:25 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Dunia sedang menghadapi tantangan "berat", termasuk Covid, perang di Ukraina dan kini cacar monyet, demikian peringatan dari pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutarakan hal itu di Jenewa, Swiss, di mana para ahli badan kesehatan PBB tengah membahas wabah cacar monyet yang telah menyebar di 15 negara di luar Afrika.

Baca juga: Pedoman Cacar Monyet Terbaru dari Inggris: Kontak Erat Harus Isoman 21 Hari

Berbicara pada pembukaan forum Majelis Kesehatan Dunia pada Minggu (22/05), Tedros mengatakan: "Tentu saja pandemi (Covid) bukan satu-satunya krisis di dunia. Saat kita berbicara di sini, rekan-rekan di penjuru dunia tengah menangani wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo, cacar monyet dan hepatitis yang penyebabnya tidak diketahui.”

Ada juga masalah krisis kemanusiaan yang kompleks di Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, Republik Arab Suriah, Ukraina, dan Yaman.

"Kita menghadapi konvergensi penyakit, kekeringan, kelaparan, dan perang yang hebat, yang dipicu oleh perubahan iklim, ketidakadilan, dan persaingan geopolitik," tambah kepala WHO itu.

Gejala cacar monyet adalah ruam yang dimulai pada wajah dan menyebar ke tubuh.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Gejala cacar monyet adalah ruam yang dimulai pada wajah dan menyebar ke tubuh.

Cacar monyet sudah menjangkiti belasan negara

Dalam pernyataannya pada Jumat (20/5/2022), WHO menyatakan wabah ini merupakan hal tidak biasa, karena terjadi di negara-negara non-endemik.

Lebih dari 80 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi di 15 negara. Badan kesehatan dunia itu pun memperingatkan bahwa kemungkinan masih banyak kasus yang belum dilaporkan.

Baca juga: Cacar Monyet Ditemukan di Belasan Negara, WHO Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

WHO mengatakan bahwa sejumlah kasus cacar monyet lainnya sedang diselidiki - tanpa menyebut nama negara yang terlibat.

Namun, sebelumnya, penularan dikonfirmasi di Italia, Swedia, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris.

“Kerja sama dengan negara-negara terdampak dan lainnya telah dilakukan untuk melebarkan pengawasan penyakit, untuk menemukan dan mendukung orang-orang yang mungkin terdampak."

Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Hans Kluge, memperingatkan bahwa "saat kita memasuki musim panas…dengan perkumpulan massal, festival, dan pesta, saya khawatir penularan bisa semakin cepat."

Dari semua kasus, menurutnya, hanya satu yang pernah bepergian ke kawasan endemik cacar monyet.

Sebuah iklan kesehatan masyarakat mengenai cacar monyet dipasang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Mei 2019.

FUTURE PUBLISHING VIA GETTY IMAGE/BBC INDONESIA Sebuah iklan kesehatan masyarakat mengenai cacar monyet dipasang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Mei 2019.

Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet: Gejala, Penyebab, dan Kenapa Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Kasus pertama dan penyebarannya

Kasus pertama cacar monyet di negara Barat baru-baru ini dilaporkan 7 Mei lalu di Inggris. Pasien yang terinfeksi itu baru saja melakukan perjalanan ke Nigeria.

Dia kemungkinan besar telah tertular virus itu sebelum tiba di Inggris, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Sekarang terdapat sembilan kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di Inggris. Sumber dari infeksi itu belum dapat dikonfirmasi, walau menurut WHO berbagai kasus itu tampaknya "muncul karena infeksi lokal.

Di Eropa, satu kasus lainnya yang terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di Swedia, Kamis (19/5/2022). Pihak berwenang mengatakan, mereka tidak yakin bagaimana pasien itu dapat terinfeksi virus cacar monyet.

Meski begitu media lokal di Swedia melaporkan bahwa individu yang terinfeksi di Italia, baru saja kembali dari Kepulauan Canary, sebelah barat laut pesisir Afrika.

Italia dan Perancis juga tengah menyelidiki kasus serupa. Sementara lima kasus lainnya terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di Portugal dan tujuh kasus di Spanyol.

Baca juga: Australia Umumkan Dugaan Kasus Cacar Monyet dari Pria yang Kembali dari Eropa

Meskipun tidak ada vaksin yang telah disetujui untuk cacar monyet di Eropa, otoritas kesehatan Spanyol telah membeli ribuan vaksin cacar untuk mengantisipasi jika wabah terjadi, menurut surat kabar Spanyol, El Pais.

Di Amerika Serikat (AS) bagian utara, otoritas kesehatan negara bagian Massachusetts juga mengonfirmasi bahwa seorang laki-laki telah terinfeksi cacar monyet.

Laki-laki tersebut, baru-baru ini, melakukan perjalanan ke Kanada, di mana media lokal melaporkan terdapat 13 kasus dugaan virus ini yang sedang diselidiki.

Menurut petugas medis di AS, laki-laki itu telah dirawat di rumah sakit, dan sekarang dalam "kondisi baik" serta "tidak menimbulkan resiko bagi publik".

Seorang anak di Republik Kongo diperiksa petugas medis karena diduga mengidap cacar monyet pada Agustus 2017.

WASHINGTON POST via GETTY IMAGES/BBC INDONESIA Seorang anak di Republik Kongo diperiksa petugas medis karena diduga mengidap cacar monyet pada Agustus 2017.

Apa itu cacar monyet?

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus cacar monyet, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, berdasarkan keterangan WHO.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis (dapat ditularkan hewan ke manusia) yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika tengah dan wilayah barat, serta kadang-kadang dikaitkan dengan perjalanan pasien ke wilayah Afrika.

Baca juga: 3 Kasus Cacar Monyet di Belgia Menyebar dari Festival Fetish

Ada dua jenis virus utama, yang berasal dari Afrika barat dan Afrika tengah.

Dua kasus pasien yang terinfeksi di Inggris sebelumnya melakukan perjalanan dari Nigeria. Jadi, kemungkinan mereka terinfeksi jenis virus Afrika Barat, yang umumnya ringan, walaupun ini belum terkonfirmasi.

Kemudian, kasus ketiga terjadi pada petugas kesehatan yang tertular virus dari salah satu pasien.

Tapi empat kasus berikutnya - tiga di London dan satu di timur laut Inggris - tidak memiliki kaitan satu sama yang lain ataupun riwayat perjalanan apapun. Tampaknya, mereka terinfeksi saat berada di Inggris.

UKHSA mengatakan, siapa pun yang khawatir bahwa mereka pernah berinteraksi atau memiliki gejala, harus segera menemui petugas kesehatan.

Apa gejala terinfeksi cacar monyet?

Gejala awal jika terinfeksi cacar monyet adalah demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, dan kelesuan.

Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit muncul dan berkembang.

Baca juga: Wabah Cacar Monyet di Spanyol Terkait dengan Aktivitas Sauna

Seringkali, ruam dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam, yang bisa terasa sangat gatal, kemudian mengering dan membentuk keropeng, yang kemudian terkelupas. Setelah itu, di tempat bekas ruam muncul bekas luka.

Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.

Bagaimana penularan virus cacar monyet?

Cacar monyet dapat menular ke pihak lain ketika seseorang melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan atau melalui mata, hidung hingga mulut. Tapi virus ini tidak menyebar dengan mudah antarmanusia. Risikonya terhadap infeksi luas di masyarakat dikatakan sangat rendah.

Penyakit ini tidak digambarkan sebagai infeksi yang dapat menular secara seksual, tetapi dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks.

Cacar monyet juga dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tikus dan tupai, atau melalui benda yang terkontaminasi virus, seperti tempat tidur dan pakaian.

Baca juga: Waspada Wabah Cacar Monyet, Sudah Menyebar hingga Spanyol dan AS

Partikel virus cacar monyet

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Partikel virus cacar monyet

Seberapa berbahaya cacar monyet dan seberapa umum terjadi?

Cacar monyet adalah infeksi virus langka yang biasanya memiliki gejala ringan dan terkadang menyerupai cacar air. Kebanyakan orang yang terinfeksi umumnya sembuh dalam beberapa minggu, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

Namun, cacar monyet terkadang bisa lebih parah, dan telah dilaporkan menyebabkan kematian di Afrika barat.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada monyet yang hidup penangkaran. Sejak 1970 telah terjadi wabah sporadis yang dilaporkan terjadi di 10 negara Afrika.

Pada 2003, penyakit ini menginfeksi pasien di AS, untuk pertama kalinya terlihat di luar Afrika.

Para pasien di AS tertular penyakit ini dari kontak dekat dengan anjing padang rumput yang telah terinfeksi oleh berbagai mamalia kecil yang diimpor ke negara itu. Sebanyak 81 kasus dilaporkan, tetapi tidak ada yang mengakibatkan kematian.

Pada 2017, Nigeria mengalami wabah terbesar yang terdokumentasi, sekitar 40 tahun setelah negara itu memiliki kasus cacar monyet terakhir yang dikonfirmasi.

Saat itu terdapat 172 kasus suspek cacar monyet dan 75 persen korban adalah laki-laki berusia antara 21 dan 40 tahun.

Baca juga: CDC Khawatir Wabah Cacar Monyet Menyebar ke Luar Inggris

Apakah ada obat untuk cacar monyet?

Tidak ada pengobatan untuk cacar monyet, tetapi wabah ini dapat dikendalikan dengan pencegahan infeksi.

Vaksinasi terhadap cacar telah terbukti 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet, dan kadang-kadang masih digunakan hingga sekarang.

Haruskah masyarakat khawatir?

Para ahli kesehatan mengatakan, masyarakat tidak berada di ambang wabah nasional. Kesehatan Masyarakat Inggris sendiri menilai risiko cacar monyet terhadap publik masuk dalam kategori rendah.

"Fakta bahwa hanya satu dari 50 kontak dengan pasien awal yang terinfeksi, menunjukkan betapa lemahnya infeksi virus ini," kata Jonathan Ball, profesor virologi molekuler di Universitas Nottingham.

"Jadi, salah untuk berpikir bahwa kita berada di ambang wabah nasional," tuturnya.

Adapun Nick Phin, Wakil Direktur dari Layanan Infeksi Nasional di Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), mengatakan, "Penting untuk menekankan bahwa cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang dan risiko keseluruhan untuk masyarakat umum sangat rendah."

"PHE kini tengah menindaklanjuti kasus yang muncul di Inggris, terhadap mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien, untuk memberikan saran dan memantau mereka jika diperlukan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com