Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuding Negosiator Ukraina Dikendalikan oleh AS dan Inggris

Kompas.com - 18/05/2022, 07:46 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa (17/5/2022), menuding Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menjalankan kendali mereka atas para negosiator Ukraina dengan tujuan menyeret keluar dari konflik.

Menurut dia, kebijakan ini telah menyebabkan penangguhan pembicaraan damai antara Moskwa dan Kyiv.

Lavrov mengatakan bahwa Ukraina mungkin telah membuat keputusannya sendiri di Istanbul, Turki, ketika hadir dengan beberapa prinsip yang dapat diterima untuk mencapai kesepakatan selama negosiasi dengan Rusia.

Baca juga: Perundingan Damai antara Rusia dan Ukraina Terhenti, Keduanya Saling Menyalahkan

Namun, kata dia, gagasan tersebut rupanya tidak didukung oleh Barat.

“Kami memiliki informasi yang datang melalui berbagai arah bahwa Washington dan khususnya London 'memimpin' para negosiator Ukraina dan mengontrol kebebasan manuver mereka. Mereka ingin menyeret konflik, dan tampaknya bagi mereka bahwa semakin lama itu akan berlangsung, semakin banyak kerusakan yang akan mereka timbulkan pada prajurit Rusia,” ungkap Lavrov, dilansir dari media Rusia, Russia Today (RT).

Namun, dia ragu bahwa mengalihkan pembicaraan dengan AS atau Inggri dapat mengubah apa pun dalam hal kemajuan.

"Bagaimanapun, baik London maupun Washington, atau Barat secara keseluruhan tidak mengajukan proposal apa pun," kata Lavrov.

Dia menilai, Barat benar-benar mengakui bahwa Ukraina dihabiskan dalam perang total hibrida melawan Federasi Rusia.

Baca juga: Diboikot Negara Barat, Ekspor Minyak Rusia ke India Melonjak, Naik Jadi Pemasok Terbesar Keempat

Lavrov mengutip pernyataan pejabat UE, Inggris, dan AS yang telah mengatakan pada beberapa kesempatan bahwa Rusia seharusnya tidak diizinkan untuk menang dalam konflik di Ukraina.

“Perang diumumkan oleh mereka dan sama sekali tidak antara Ukraina dan Rusia, tetapi antara Barat dan Rusia,” kata Lavrov.

Sebelumnya pada Selasa, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengatakan bahwa dialog diplomatik antara Rusia dan Ukraina telah sepenuhnya ditangguhkan setelah Kyiv menarik diri dari negosiasi tanpa memberikan tanggapan apa pun terhadap usulan terbaru Rusia.

Seorang penasihat presiden Ukraina, Mikhail Podolyak, kemudian menegaskan bahwa setelah negosiasi di Istanbul pada Maret antara Ukraina dan Rusia, tidak ada perubahan atau kemajuan yang terjadi.

Rusia diketahui telah menyerang Ukraina pada akhir Februari.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Di sisi lain, Ukraina menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Baca juga: 4 Syarat yang Diminta Rusia dari Ukraina jika Ingin Invasi Dihentikan Segera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com