KOMPAS.com – Berita mengenai kebangkrutan Sri Lanka hingga negara tersebut mengalami masalah kehabisan stok bensin memuncaki daftar artikel Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita yang mengulas mengapa anak dictator bisa menang jadi Presiden Filipina.
Setelah itu, terdapat artikel yang memuat klarifikasi dari KBRI tentang kabar Ustaz Abdul Somad dideportasi dari Singapura.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Disinformasi Pilpres Filipina | Banjir Selamatkan Desa Ukraina dari Invasi Rusia
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman artikel Populer Global sepanjang Selasa (17/5/2022) hingga Rabu (18/5/2022) pagi yang dapat disimak:
Sri Lanka kehabisan stok bensin dan tidak memiliki dollar untuk mengimpor bahan bakar, kata perdana menteri baru, Ranil Wickremesinghe, pada Senin (16/5/2022).
"Kami kehabisan bensin.... Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari," ujarnya seraya memperingatkan bahwa Sri Lanka bangkrut dapat menghadapi lebih banyak kesulitan dalam beberapa bulan mendatang.
Dia menambahkan, pemerintah juga tidak memiliki dollar untuk membayar tiga pengiriman minyak. Saat ini sejumlah kapal masih menunggu di luar pelabuhan Colombo untuk pembayaran sebelum menurunkan muatan mereka.
Baca selengkapnya di sini
Sejarah terulang di Filipina. Sekitar 36 tahun lalu, satu keluarga berkuasa dilengserkan dari tampuk kekuasaan dengan tuduhan memerintah secara luar biasa serakah dan brutal. Namun, kini keluarga yang sama siap kembali menghuni Malacanang, istana kepresidenan di pusat kota Manila.
Bagi mereka yang selama ini menuntut pertanggungjawaban rezim Marcos atas tindakan keji masa lalu, menyaksikan laju Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr adalah pukulan menyakitkan.
Putra mantan diktator Ferdinand Marcos itu kemungkinan besar akan menang telak dalam pemilihan presiden Filipina tahun ini, berdasarkan hasil penghitungan sementara.
Bagaimana Bongbong bisa melaju sedemikian kencang? Lantas apa dampaknya bagi 110 juta rakyat Filipina dan tempatnya di dunia?
Temukan jawabannya di sini
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura menegaskan bahwa Ustaz Abdul Somad (UAS) tidak dideportasi oleh pihak Imigrasi "Negeri Singa", seperti kabar yang banyak beredar di media sosial (medsos) tentang pendeportasian oleh Imigrasi Singapura.
“Saya mau meluruskan, petugas Imigrasi sudah menyatakan bahwa beliau (UAS) tidak dideportasi, tetapi ditolak izin masuknya ke Singapura karena tidak memenuhi syarat kriteria warga asing untuk ke Singapura,” ujar Kepala Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari, Selasa (17/5/2022), dilansir dari Antara.