ANKARA, KOMPAS.com - Pengajuan keanggotaan NATO oleh Swedia dan Finlandia mendapat hambatan, karena Turki menolak tawaran kedua negara tersebut.
Swedia dan Finlandia membutuhkan semua 30 anggota NATO menyetujui pengajuan mereka.
Proses ratifikasi diperkirakan akan memakan waktu hingga satu tahun, tetapi keberatan Turki bisa membuat prosesnya lebih lama.
Baca juga: Turki: Finlandia Gabung NATO dengan Damai, Swedia Provokatif
Pada konferensi pers, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia tidak perlu repot-repot mengirim delegasi ke Ankara untuk membujuk Turki agar mendukung tawaran mereka.
"Tak satu pun dari negara-negara ini memiliki sikap yang jelas dan terbuka terhadap organisasi teroris," kata Erdogan dikutip dari Reuters, Selasa (17/5/2022).
"Bagaimana kita bisa mempercayai mereka?" lanjutnya.
Erdogan menyebut Swedia sebagai lokasi berkembangnya organisasi teroris dan para terorisnya berada di parlemen.
Sebelumnya, Erdogan pada Jumat (13/5/2022) mengkritik Swedia dan Finlandia karena berfungsi menjadi "tempat aman bagi teroris PKK", Partai Pekerja Kurdistan, yang dimasukkan dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
"Kami selalu mendukung kebijakan pintu terbuka NATO," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dikutip dari AFP.
Baca juga:
"Tetapi fakta bahwa kedua negara ini berhubungan dengan anggota organisasi teroris, bahwa Swedia mengirimi mereka senjata dan mereka memberlakukan pembatasan ekspor peralatan pertahanan ke Turki bertentangan dengan semangat aliansi."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.