Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Militer Rusia Terungkap dalam Dua Bulan Perang di Ukraina

Kompas.com - 25/04/2022, 21:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Di lapangan, manuver membingungkan, mengungkapkan kegagalan dalam rantai komando dan kekurangan dalam pelatihan, kata para ahli.

Baca juga: Hasil Forensik Temukan Panah Logam Artileri Rusia pada Puluhan Jasad Warga Sipil Bucha

Unit elit diterjunkan ke bandara Hostomel tanpa dukungan udara, sementara barisan panjang tank Rusia maju, terkadang tanpa perlindungan. Ini rentan terhadap serangan udara dan darat Ukraina yang dibantu oleh drone taktis Bayraktar Turki.

Dalam dua bulan serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa kehilangan lebih dari 500 tank dan lebih dari 300 kendaraan lapis baja, menurut blog khusus Oryx, yang mencantumkan kerugian material di Ukraina berdasarkan foto atau video yang dikumpulkan di medan perang.

“Itu bukan akhir dari era tank,” kata William Alberque, direktur strategi, teknologi dan kontrol senjata di Institut Internasional untuk Studi Strategis di London.

“Kendaraan lapis baja bekerja dengan baik bila dikombinasikan dengan artileri, infanteri dan dukungan udara” dan itulah yang kurang dalam fase pertama perang di Ukraina, katanya.

Pertempuran jalanan

Untuk semua serangan yang dikirim Rusia, mereka kurang presisi, menurut pemerintah AS. Ini terlihat dari hanya 50 persen serangan rudal jelajah yang mencapai target yang diinginkan.

Sebaliknya, "Ukraina sangat siap," kata sumber militer Eropa.

"Mereka melakukan operasi pengalihan yang nyata" dengan tidak berusaha mempertahankan perbatasan mereka dalam jangkauan tembakan artileri.

Sebaliknya, kata sumber itu, Ukraina menggunakan aset darat-udara dan penerbangan mereka dan berkumpul kembali di kota-kota untuk memperumit serangan Rusia.

Baca juga: Rusia Buka Suara Soal Pemicu Perang Dunia 3 yang Tak Terkait dengan Ukraina

Setelah sekitar satu bulan, setelah gagal mengepung dan menjatuhkan Kyiv, Moskwa memutuskan mengubah strategi dan fokus pada penaklukan wilayah Donbas di timur, yang berbatasan dengan Rusia, sebagai gantinya.

Sejak itu, "kami telah melihat beberapa konsolidasi," kata Alberque di IISS.

"Kami akhirnya melihat komando terpadu dan tujuan yang lebih terpadu," kata pakar itu. Tetapi dia memperkirakan akan ada "pertempuran sengit di medan sulit yang dipenuhi sungai dan hutan".

"Ukraina memiliki keunggulan di medan itu," kata seorang perwira tinggi Perancis.

"Mereka akan bertempur di jalanan untuk memperumit manuver dan perbekalan Rusia."

Namun demikian, jalur pasokan Kyiv juga sekarang sangat menantang, mengingat senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat dan Eropa tiba dari bagian barat negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com