MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia meluncurkan tim penyelamat untuk menyelidiki puing-puing kapal utama Armada Laut Hitam Rusia Moskva.
Analis angkatan laut intelijen sumber terbuka HI Hutton menegaskan bahwa Kommuna, kapal penyelamat berusia 110 tahun, salah satu kapal perang aktif tertua, akan dikerahkan untuk operasi penyelamatan.
"Kommuna kemungkinan akan membawa kapal yang dapat menyelam dalam," tulis Hutton sebagaimana dilansir The Jerusalem Post pada Minggu (24/4/2022).
Baca juga: Kapal Perang Moskva Tenggelam, Rusia Akui 1 Awak Tewas dan 27 Orang Hilang
Dia menjelaskan bahwa operasi tersebut akan menyelidiki apa yang bisa diselamatkan dari bangkai kapal tersebut.
Bagian yang dapat diselamatkan dapat mencakup tabung rudal, sensor, dan amunisi. Ada juga indikasi bahwa relik dari "Salib Sejati" bisa berada di atas kapal.
Sebelumnya ada desas-desus bahwa Moskva tenggelam dengan senjata nuklir.
Namun, pada Senin (18/4/2022) seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan dalam konferensi pers Pentagon bahwa mereka "tidak memiliki indikasi bahwa ada senjata nuklir di atas kapal Moskva ketika tenggelam."
Adapun menurut Hutton, Moskva kemungkinan terlalu besar untuk pemulihan lambung kapal.
"Kami tidak melihat upaya Rusia untuk mencoba untuk memulihkan Moskva," kata pejabat pertahanan AS.
"Ini adalah kapal penjelajah sekitar 600 kaki. Itu akan menjadi tugas yang sangat besar untuk mencoba membawa kapal itu ke permukaan lagi. Kami tidak melihat indikasi bahwa mereka telah menunjukkan minat untuk melakukan itu."
Baca juga: Gambar Diyakini Kapal Perang Rusia Moskva Beredar, Tunjukkan Kondisi Sebelum Tenggelam
Untuk pertama kalinya sejak tenggelamnya Kapal Perang Rusia Moskva, Kementerian Pertahanannya mengakui adanya korban, dengan mengatakan bahwa dari 396 awak, "satu prajurit tewas, 27 anggota awak lainnya hilang" sebagaimana dilansir AFP
"Kami tidak dapat memberi tahu Anda berapa banyak yang selamat atau berapa banyak pelaut yang menjadi korban tenggelamnya kapal itu," kata pejabat pertahanan AS.
"Kami hanya tidak tahu."
Direktorat intelijen Ukraina melaporkan pada Jumat (22/4/2022) bahwa komandan Armada Laut Hitam Laksamana Osipov telah dicopot dari posisinya, dan bahwa wakilnya sedang diselidiki.
Badan intelijen tersebut mengatakan bahwa alasan pemecatan itu adalah kerugian bagi angkatan laut, termasuk Moskwa.