Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Sri Lanka Terpaksa Bekerja Minim Listrik dan Obat akibat Krisis: Seperti Mimpi Buruk

Kompas.com - 12/04/2022, 11:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

COLOMBO, KOMPAS.com - Para dokter Sri Lanka memperingatkan sejumlah besar orang dapat meninggal, karena sistem perawatan kesehatan berada di ambang kehancuran, di tengah pemadaman listrik yang melumpuhkan dan kekurangan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa.

Krisis Sri Lanksa membuat “obat-obatan untuk mengobati serangan jantung, dan selang untuk membantu bayi yang baru lahir bernapas kekurangan pasokan di seluruh negeri,” kata pejabat dan petugas kesehatan.

Baca juga: Sri Lanka Update: Pasca-gelombang Protes, Parlemen Akan Gelar Sidang Penentuan Nasib Pemerintah

Situasinya sangat mengerikan sehingga beberapa rumah sakit telah menangguhkan operasi rutin, dan sangat mengurangi jumlah tes laboratorium, menurut dokumen internal,

Dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya akhirnya terpaksa turun ke jalan sebagai protes. Beberapa juga mendukung gerakan protes yang berkembang yang menyerukan pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

“Semua rumah sakit Sri Lanka berada di ambang kehancuran,” kata Dr Senal Fernando, sekretaris di Government Medical Officers Association sebagaiamna dilansir Al Jazeera pada Senin (11/4/2022).

"Situasi akan memburuk dalam dua minggu ke depan dan orang-orang akan mulai sekarat jika tidak diambil tindakan sekarang."

Dia memperingatkan bahwa setiap kematian pasien karena kekurangan obat dapat mengakibatkan “kerusuhan di rumah sakit”. Pemerintah pun dinilai gagal mengakui atau transparan tentang tingkat keparahan krisis.

“Pemerintah tidak peduli. Mereka tidak memberi tahu orang-orang apa pun.”

Baca juga: Semua Menteri Sri Lanka Mengundurkan Diri Setelah Protes Pecah di Seluruh Negeri

Sri Lanka, negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang, sedang bergulat dengan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dasawarsa.

Ekonomi yang terpukul oleh pandemi Covid-19 terdorong ke ambang kehancuran, sebagian karena pemerintah Rajapaksa kekurangan cadangan luar negeri untuk melunasi utangnya.

Bagaikan mimpi buruk

Dokter mengatakan kekurangan pasokan dan pemadaman listrik telah menciptakan situasi bagaikan mimpi buruk.

Di dataran tinggi Nuwar Eliya tengah, seorang dokter di rumah sakit pemerintah mengatakan pemadaman listrik memaksanya untuk merawat pasien yang mencari bantuan di malam hari dengan menyalakan obor.

“Rumah sakit saya melayani orang miskin. Sebagian besar dari mereka mencari perawatan untuk kecelakaan dan cedera dan membutuhkan alkohol,” katanya kepada Al Jazeera.

“Dalam beberapa minggu terakhir, saya telah membersihkan, mengoleskan obat-obatan dan menjahit luka lebih dari dua lusin orang tanpa listrik.

“Rasanya seperti kita kembali ke abad ke-19.”

Baca juga: 664 Warga Sri Lanka Ditahan Aparat Setelah Status Darurat Nasional Tak Hentikan Demonstrasi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com