Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sri Lanka Minta Warga Bersiap Pemadaman Listrik Bisa 13 Jam Sehari Sampai Mei

Kompas.com - 31/03/2022, 19:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOLOMBO, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Listrik Sri Lanka mengatakan pada Kamis (31/3/2022) bahwa pemadaman listrik dapat berlanjut hingga Mei, saat sebagian besar negara itu menghadapi hingga 13 jam pemadaman listrik.

Pavithra Wanniarachchi mengatakan bahwa pengiriman diesel dalam kredit 500 juta dollar AS dari India diharapkan tiba pada Sabtu (26/3/2022).

"Begitu tiba, kami akan dapat mengurangi jam pelepasan beban. Tetapi sampai ada hujan (untuk bendungan), mungkin sekitar Mei pemadaman listrik akan terus berlanjut. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan," kata Wanniarachchi dikutip dari Reuters.

Baca juga: Krisis Sri Lanka Terus Memburuk, Listrik Dipadamkan 10 Jam Tiap Hari Secara Nasional

Diesel tidak lagi dijual di seluruh Sri Lanka pada Kamis (31/3/2022). Akibatnya transportasi di negara berpenduduk 22 juta orang ini pun lumpuh.

Perusahaan monopoli listrik negara mengatakan mereka dipaksa memberlakukan pemadaman listrik 13 jam mulai Kamis (31/3/2022), terlama yang pernah ada. Masalahnya mereka juga tidak memiliki diesel untuk generator.

"Kami dijanjikan pasokan baru dalam dua hari dan jika itu terjadi, kami dapat mengurangi lamanya pemadaman listrik," kata ketua Dewan Listrik Ceylon M M C Ferdinando kepada wartawan.

Dia mengatakan waduk hidro, yang menyediakan lebih dari sepertiga kebutuhan listrik, juga sangat rendah debitnya.

Pemadaman listrik yang lama memaksa Bursa Efek Kolombo membatasi perdagangannya setengah hingga dua jam. Banyak kantor meminta staf non-esensial untuk tinggal di rumah.

Baca juga: Sri Lanka Krisis Kertas, Koran Setop Cetak, Paper Test Sekolah Dibatalkan

Kekurangan listrik juga melanda stasiun pangkalan telepon seluler dan mempengaruhi kualitas panggilan, menurut operator, menambahkan bahwa generator siaga mereka juga tanpa diesel.

Kelangkaan tersebut memicu kemarahan di seluruh Sri Lanka. Televisi lokal melaporkan protes di seluruh negeri ketika ratusan pengendara memblokir jalan utama di beberapa kota.

Krisis Sri Lanka menempatkan negara Asia Selatan ini dalam cengkeraman penurunan ekonomi terburuk sejak merdeka tahun 1948.

Kekurangan mata uang asing yang akut membuat pemerintah tidak mampu membayar bahkan impor yang paling penting.

Diesel - bahan bakar utama untuk bus dan kendaraan komersial - tidak tersedia di stasiun di seluruh pulau, menurut pejabat dan laporan media sebagaimana dilansir AFP.

Bensin masih dijual tetapi persediaannya terbatas. Pengendara akhirnya terpaksa meninggalkan mobil mereka dalam antrian panjang.

"Kami menyedot bahan bakar dari bus yang ada di garasi untuk diperbaiki dan menggunakan solar itu untuk mengoperasikan kendaraan yang sudah diservis," kata Menteri Perhubungan Dilum Amunugama.

Baca juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Warga Tewas Saat Antre Bahan Bakar Minyak

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com