MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengesahkan seorang diplomat dari Taliban yang masuk dalam pemerintah Afghanistan yang baru.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis (31/3/2022) bahwa hal ini dilakukan meski Rusia tetap khawatir ancaman kelompok-kelompok Islam yang menyebar ke Rusia melalui Asia Tengah.
Dilansir Reuters, Rusia sempat menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan tahun lalu demi mencapai kesepakatan damai dan mengurangi kekerasan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan saat itu.
Baca juga: Taliban Larang Perempuan Kembali Sekolah, Bank Dunia Bekukan Proyek di Afghanistan
Rusia bahkan telah menyebut Taliban sebagai "organisasi teroris", tapi sembari menyambut anggota mereka dalam berbagai kesempatan untuk melakukan pembicaraan.
Sejak upaya mediasi Rusia, AS dan sekutunya menarik pasukan mereka dari Afghanistan setelah 20 tahun berada di sana.
Taliban lantas merebut kekuasaan pada Agustus 2021 ketika pemerintah yang didukung AS runtuh.
Berbicara pada konferensi yang berfokus pada Afghanistan di China, Lavrov mengatakan bahwa pertumbuhan perdagangan dan hubungan ekonomi antara Afghanistan dan negara-negara di kawasan itu punya kontribusi pada potensi pengakuan internasional atas pemerintahan Taliban.
Baca juga: Incar Investasi dari China, Taliban Sekarang Melestarikan Buddha
Dia mengatakan seorang utusan Taliban sudah aktif di Moskwa.
"Saya ingin mencatat bahwa diplomat Afghanistan pertama yang tiba di Moskwa bulan lalu dan dikirim oleh otoritas baru telah menerima akreditasi di Kementerian Luar Negeri Rusia," katanya.
Meski begitu, Rusia khawatir tentang potensi kejatuhan di wilayah yang lebih luas dan kemungkinan militan Islam menyusup ke bekas republik Soviet di Asia Tengah, yang dilihat Rusia sebagai penyangga pertahanan selatannya.
"Rencana Negara Islam dan pendukungnya untuk mengacaukan negara-negara Asia Tengah dan ketidakstabilan ekspor ke Rusia menjadi perhatian khusus," kata Lavrov.
Baca juga: Taliban Larang Perempuan Naik Pesawat Tanpa Pendamping Laki-laki
"Penumpukan detasemen Jamaat Ansarullah dan Gerakan Islam Uzbekistan di sekitar perbatasan Afghanistan-Tajik dan Afghanistan-Uzbekistan adalah tanda yang mengkhawatirkan," tambahnya.
Sejak pengambilalihan Taliban tahun lalu, Moskwa telah mengadakan latihan militer di Tajikistan dan memperkuat perangkat keras di pangkalan militernya di sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.